Di tengah banyaknya tantangan dalam dunia usaha, Kharisma tetap ingin mendorong semangat generasi muda untuk tidak ragu terjun ke dunia UMKM, apalagi sebagai perajin.
"Kalau mau usaha itu, jangan patah semangat. Kadang kalau belum laku, atau merasa harganya kemahalan terus ditawar, jadi down. Tapi tanamkan saja value di produk kita, biar kita juga percaya diri," pesannya.
Ia mengakui, tantangan terbesar kadang datang dari dalam diri sendiri: rasa malu, tidak percaya diri, atau cepat menyerah.
Padahal menurutnya, semua pelaku UMKM punya peluang besar untuk berkembang—selama konsisten dan punya nilai unik.
Jawa Banget bukan sekadar nama. Ia adalah simbol dari keberanian untuk tetap setia pada akar budaya sambil menjawab tantangan zaman.
Di tangan Kharisma Aiu, aksara Jawa tidak hanya ditulis di buku pelajaran atau naskah kuno.
Ia dihidupkan kembali dalam bentuk tas, goodie bag, dan berbagai produk kerajinan yang bisa digunakan siapa saja.
Melalui konsistensinya, Kharisma mengajarkan kita bahwa pelestarian budaya tidak selalu harus dilakukan dengan cara besar dan megah.
Kadang, cukup dari benang dan kain, dari huruf-huruf kuno yang diberi tempat di kehidupan modern.
Maka dari itu, Jawa Banget bukan hanya usaha kreatif, tapi juga sebuah pergerakan kecil yang membanggakan.
(Cynthiap/Tribunshopping.com) (TribunTravel/nurulintaniar)
Artikel ini telah tayang di Tribunshopping.com dengan judul Jawa Banget: Karya Aksara Jawa dari Solo yang Menghidupkan Budaya dalam Kerajinan dengan Bahan Alami