Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Karya Aksara Jawa di Solo, Kerajinan Bernuansa Tradisi yang Cocok untuk Oleh-Oleh

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produk tas dan baju dari Jawa Banget di Kota Solo, Jawa Tengah yang cocok untuk oleh-oleh.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Solo tak hanya dikenal sebagai pusat budaya Jawa yang kental, tetapi juga sebagai tempat lahirnya berbagai karya kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi. 

Salah satu yang menarik perhatian wisatawan adalah kerajinan bertema aksara Jawa, yang dirancang dengan sentuhan modern namun tetap mempertahankan unsur tradisi. 

Kerajinan aksara Jawa ini bukan hanya cantik secara visual, tetapi juga sarat makna filosofis yang mencerminkan identitas budaya leluhur. 

Baca juga: Dari Hati untuk Warisan Negeri: Perjalanan Reni Suprihatin Jaga Batik Tulis Tresno Dharma

Tak heran jika banyak turis kagum saat melihat hasilnya secara langsung. 

Beberapa pengrajin bahkan membuka ruang kreatif di Solo yang bisa dikunjungi wisatawan untuk melihat langsung proses pembuatannya.

Produk tas dan baju dari Jawa Banget di Kota Solo, Jawa Tengah yang cocok untuk oleh-oleh. (Instagram/@jawabanget.id)

Satu di antaranya yakni digarap oleh Kharisma Aiu dari Solo, Jawa Tengah dengan produk bernama 'Jawa Banget'.

Selain menjadi media edukasi budaya, produk-produk ini juga cocok dijadikan oleh-oleh khas Solo yang anti-mainstream. 

Usaha ini bukan hanya tentang kreativitas dan keterampilan tangan, tapi juga misi budaya: menjaga eksistensi aksara Jawa dalam produk sehari-hari.

Baca juga: Tanam Pohon Kopi di Taman Simalem Resort Karo, Cara Seru Liburan Sekaligus Peduli Alam

Berawal dari Jahitan Kecil, Lahir Gagasan Besar

Jawa Banget resmi mulai aktif pada tahun 2019. Namun, perjalanan Kharisma sebagai perajin sudah dimulai jauh sebelum itu.

Awalnya, ia menjahit pakaian secara mandiri.

Namun pandemi Covid-19 yang melanda pada 2020 mengubah banyak hal, termasuk arah usahanya.

"Sebelumnya saya masih menjahit baju. Tapi karena waktu itu pasar sedang jelek banget, akhirnya kami beralih dulu ke produksi masker karena bahan kainnya masih sama," ujar Kharisma Aiu saat diwawancarai oleh Cenderaloka.

Dari situ, ide berkembang. Ia mengambil pelatihan desain fashion pada tahun 2020.

Bekal tersebut menjadi titik balik usaha kecilnya, kemudian produksi mulai difokuskan pada fashion dan kerajinan tangan (craft) sebagai turunan usaha untuk memanfaatkan sisa kain.

Halaman
1234