"Adonanya ada ditambahkan pula daun jeruk. Sebelum menggoreng nila ditata dengan rapih. Kenapa harus ditata, untuk memudahkan pada saat penggorengan. Menggorengnya kira-kira dengan tingkat kematangan 75 persen kering. Didiamkan 6 jam, kemudian besoknya lagi digoreng sekali lagi dan ditiriskan minyaknya," jelas Sri Narsih.
Nila Crispy Sarmila dapat bertahan 6 bulan tergantung penyimpanannya.
Soal pemasaran sudah nasional dan ke berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Baca juga: Panduan Lengkap Liburan ke Pancuran Pitu Banyumas: Harga Tiket Masuk, Lokasi, dan Daya Tarik
Keunggulannya produk UMKM Nila Crispy ini adalah sumber protein.
"Jarang sekali olahan ikan air tawar bisa buat camilan dan lauk makan. Nila dalam bentuk seperti ini membuat anak yang gak doyan ikan jadi suka ikan," ujar dia.
Nila Crispy Sarmila terbuat dari baby ikan nila segar yang dipadukan dengan balutan tepung dan bumbu pilihan, sehingga tercipta rasa khas yang gurih dan nikmat.
Dengan tekstur yang renyah, kriuk, dan krezz, cocok sebagai cemilan maupun teman makan nasi.
Sampai sejauh ini Sri Narsih dibantu oleh 7 orang pekerja termasuk packing.
Kedepannya ia ingin sekali memperluas pemasaran yaitu merambah pasar yang lebih luas lagi seperti toko ritel, toko modern dan di rest area.
"Sekarang baru di toko oleh-oleh. Kalau ritel seperti di mall dan rest area belum. Kalau omzet hitung sendiri ya sehari 30 kilogram, harga satu kilogramnya Rp 240 ribu untuk per kilo," jelasnya.
Sementara untuk ukuran per bungkus ada macam-macam yaitu ukuran 60 gram, 70 gram, 100 gram dan 150 gram.
Dihargai Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu.
Nila Crispy Sarmila juga dilengkapi dengan keterangan bahan-bahan yang digunakan, logo izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat Halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Sri Narsih juga melakukan digitalisasi pemasaran dengan beralih dari penjualan konvensional ke penjualan daring karena dinilai lebih menguntungkan.
Ia memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan penjualan produk.
Baca juga: Mengintip Sejarah Getuk Goreng Khas Sokaraja, Banyumas, Jateng, Resepnya Didapat Tanpa Sengaja