"Saya membuat akun media sosial instagram @nilacrispysarmila untuk mempromosikan produk," katanya.
Sri Narsih semakin agresif menjual produk secara daring.
Ia juga belajar tentang bagaimana mengoptimalkan pemasaran online lewat marketplace, Shopee.
Dari evaluasi bisnis, memunculkan kemasan menjadi penting menarik minat konsumen berbelanja.
Ia menyakini inovasi dengan membuat beragam kemasan menarik akan berdampak pada penjualan produk, apalagi produk yang ditawarkan melalui media online.
Pemanfaatan pemasaran daring secara perlahan memberikan dampak positif terhadap penjualan produk.
Makanan olahan berbahan dasar nila usia bayi (baby fish) dengan ukuran 6-8 centimeter mulai mendapat pesanan dari konsumen.
Ia juga menerima penawaran dari orang-orang luar daerah yang meminta menjadi reseller.
Saat ini lebih dari 35 reseller membantu menjualkan produknya ke berbagai daerah.
Hal itu meningkat drastis dibandingkan dengan memanfaatkan penjualan konvensional yang dititipkan di toko oleh-oleh di Banyumas.
(TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Sukses Sri Narsih: Bangkit dari Pandemi dengan Nila Crispy, Kini Punya 35 Reseller.