Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

12 Kuliner Indonesia yang Wajib Dicoba Turis WNA, dari Rendang, Sate hingga Sambal

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rendang.

Rasanya sering digambarkan seperti kacang dan jamur dengan sedikit aroma kedelai manis.

Tempe dapat dimasak dengan cara yang sama seperti daging lainnya – dipanggang, digoreng, dibakar, atau direbus menjadi berbagai hidangan.

Di Indonesia, sering digoreng dan disajikan sebagai camilan lezat.

Baca juga: 5 Resep Sambal Goreng Praktis untuk Lauk Makan, Pakai Kikil, Kentang hingga Krecek

3. Sate

Ilustrasi sate. (Flickr/Matt Zeth)

Makanan pokok di restoran Asia Tenggara di seluruh dunia, ada sate.

Cara menyiapkan tusuk sate ini berbeda-beda di tiap daerah, sering kali menggunakan daging atau sayuran, rempah-rempah, saus, dan bumbu rendaman yang berbeda.

Salah satu versi yang paling digemari di Indonesia adalah sate ayam yang disajikan dengan saus kacang manis yang sedikit pedas.

Baca juga: 3 Resep Sambal Krecek, Paling Nikmat Buat Lauk Nasi Hangat

4. Nasi goreng

Ilustrasi nasi goreng. (Sajian Sedap)

Jika ada satu makanan pokok yang mewakili budaya Indonesia yang beraneka ragam, itu adalah nasi goreng – yang secara harfiah berarti nasi yang digoreng.

Tiap rumah tangga punya resep berbeda yang dibuat dengan berbagai bahan dan lauk, namun penggunaan terasi dan kecap manis menyatukan sebagian besar rasa dan aroma.

Bumbu-bumbu ini menciptakan cita rasa nasi goreng Indonesia yang unik.

Disajikan dengan telur mata sapi yang sempurna dan kerupuk udang renyah (atau kerupuk), nasi goreng adalah makanan serbaguna yang dikonsumsi sepanjang hari.

Hidangan yang dipengaruhi masakan China, nasi goreng sama populernya di Singapura dan Malaysia seperti di Indonesia.

Baca juga: 4 Sate Ayam Martawi di Cilacap untuk Makan Siang, Dagingnya Besar Pakai Sambal Kacang Medok

5. Kerupuk udang

Ilustrasi kerupuk udang sebagai pelengkap makanan. (Sajian Sedap)

Meskipun kerupuk udang umum ditemukan dalam makanan di beberapa negara – terutama di Indonesia dan Malaysia – namun berkat Indonesia lah camilan ini diperkenalkan ke Belanda dan kemudian dibawa ke Eropa.

Halaman
1234