Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Francesca Rojas: Pembunuh Pertama yang Ditangkap dengan Bukti Sidik Jari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidik jari ternyata bisa mengungkap pelaku pembunuhan.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pada 29 Juni 1892, di kota Necochea, yang terletak di tenggara Argentina di provinsi Buenos Aires, dua anak kecil ditemukan dibunuh secara brutal di rumah mereka.

Korbannya adalah Ponciano Carballo Rojas yang berusia enam tahun dan saudara perempuannya yang berusia empat tahun, Feliza.

Baca juga: Dua Jemaah Haji Indonesia Ditahan di Bandara Jeddah Gara-gara Masalah Sidik Jari

Sidik jari Francesca Rojas (National Library of Medicine)

Baca juga: Fakta Unik Pulau Baljenac yang Mirip Sidik Jari, Begini Penampakannya Jika Dilihat dari Dekat

Tenggorokan mereka telah digorok.

Ibu mereka, Francesca Rojas, juga menderita luka pisau di lehernya, meskipun lukanya tidak parah, dan Francesca tampaknya selamat dari serangan tersebut.

Baca juga: Rekomendasi 7 Tempat Wisata di Denpasar Bali, Lihat Uniknya Museum Lukisan Sidik Jari

Baca juga: 3 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper, Sempat Disetubuhi Pelaku

Dilansir dari amusingplanet, Francesca awalnya mengklaim bahwa tetangga mereka, Ramón Velázquez, bertanggung jawab atas serangan tersebut, menuduh bahwa dia membunuh anak-anaknya karena dia menolak ajakannya.

Kemudian, dia mengubah kesaksiannya, menyatakan bahwa Velázquez telah berusaha mengambil anak-anaknya atas instruksi suaminya, karena suaminya berencana untuk meninggalkannya.

Apapun kebenarannya, Ramón Velázquez ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan.

Velázquez diinterogasi oleh polisi dan bahkan menjadi sasaran penyiksaan, tetapi dia dengan tegas membantah telah membunuh anak-anak tersebut.

Menurut satu versi cerita, Velázquez terpaksa menghabiskan malam terkunci di sel bersama tubuh anak-anak dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan.

Namun, Velázquez tetap bersikeras bahwa dia tidak bersalah dan tetap berpegang pada ceritanya bahwa dia sedang keluar bersama teman-temannya pada saat pembunuhan terjadi.

Dia bahkan punya alibi yang menguatkan keterangannya.

Menghadapi jalan buntu, polisi setempat meminta bantuan dari kepolisian di ibu kota provinsi, La Plata, dan Inspektur Eduardo Álvarez dikirim ke Necochea untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Saat memeriksa TKP yang kini sudah berumur beberapa hari, Álvarez menemukan sidik jari berdarah di ambang pintu kamar tidur anak-anak tempat pembantaian terjadi.

Dia mengambil potongan kayu yang sidik jarinya telah dihilangkan.

Baca juga: Dikira Lubang Tikus, Penghuni Kontrakan di Makassar Syok Temukan Makam Korban Pembunuhan

Dia juga memperoleh sidik jari Velázquez dan Francesca menggunakan tinta di atas kertas dan mengirimkannya bersama potongan kayu ke La Plata untuk diperiksa.

Halaman
1234