Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Francesca Rojas: Pembunuh Pertama yang Ditangkap dengan Bukti Sidik Jari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidik jari ternyata bisa mengungkap pelaku pembunuhan.

Dihadapkan pada bukti tersebut, Francesca mengaku melakukan pembunuhan terhadap kedua anaknya dan mengaku memalsukan luka-lukanya sendiri dalam upaya meningkatkan peluangnya untuk menikahi pacarnya yang dikenal tidak menyukai anak-anak.

Francesca kemudian dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Kasus pembunuhan Rojas dianggap sebagai pembunuhan pertama yang diselesaikan dengan bukti sidik jari.

Kasus ini membuktikan keyakinan Vucetich terhadap sidik jari, dan pada tahun 1903, Argentina menjadi negara pertama yang hanya mengandalkan sidik jari sebagai metode identifikasi.

Kasus Rojas juga mengilhami negara-negara lain untuk mengadopsi daktiloskopi dalam penyelidikan forensik yang mengarah pada banyaknya hukuman yang tidak akan mungkin terjadi tanpa bukti sidik jari.

Satu kasus paling awal terjadi pada tahun 1898 di distrik Jalpaiguri di Benggala Barat, India.

Manajer kebun teh ditemukan terbaring di tempat tidurnya dengan leher tergorok, dan kotak pengiriman serta brankasnya kosong beberapa ratus rupee.

Awalnya, kecurigaan jatuh pada satu kuli yang bekerja di kebun, karena almarhum mempunyai reputasi sebagai pemberi tugas yang keras, atau mungkin juru masaknya, yang pakaiannya berlumuran darah, mungkin adalah pelakunya.

Ada juga kecurigaan terhadap kerabat seorang wanita yang memiliki hubungan dengan pria yang dibunuh tersebut.

Selain itu, sekelompok pengembara Kabuli dengan kecenderungan kriminal, yang baru-baru ini berkemah di sekitar, juga dianggap sebagai tersangka.

Terlebih lagi, seorang mantan pelayan yang dia sebabkan dipenjarakan karena pencurian juga dicurigai.

Namun, penyelidikan polisi meyakinkan mereka bahwa tidak ada cukup bukti untuk memberatkan para kuli, kerabat perempuan tersebut, atau Kabuli.

Mantan pelayan tersebut telah dibebaskan dari penjara beberapa minggu sebelumnya, dan tidak ada laporan mengenai kehadirannya di distrik tersebut sejak saat itu.

Beberapa noda darah ditemukan pada si juru masak, tetapi noda tersebut dijelaskan berasal dari merpati yang dibunuhnya untuk makan malam tuannya, didukung oleh analisis kimia.

Di dalam kotak pengiriman, polisi menemukan buku harian dengan dua noda coklat samar di sampul luar.

Halaman
1234