Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Musim Pendakian 2023 Jadi Salah Satu Tahun Paling Mematikan di Gunung Everest, Ini Penyebabnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pendakian Gunung Everest. Musim pendakian di Gunung Everest tahun 2023 merupakan salah satu yang paling mematikan dengan 12 pendaki meninggal dan 5 orang dinyatakan hilang.

TRIBUNTRAVEL.COM - Musim pendakian di Gunung Everest tahun 2023 ini merupakan salah satu yang paling mematikan.

Sebanyak 12 pendaki meninggal pada tahun 2023, sementara 5 orang dinyatakan hilang.

Ilustrasi pendakian Gunung Everest. Musim pendakian di Gunung Everest tahun 2023 merupakan salah satu yang paling mematikan dengan 12 pendaki meninggal dan 5 orang dinyatakan hilang. (Flickr/ Mário Simoes)

Dengan total 17 kasus, tahun 2023 adalah musim pendakian paling mematikan kedua yang tercatat di Gunung Everest.

Sementara posisi pertama ditempati tahun 2018, ketika 18 pendaki meninggal di Gunung Everest saat dilanda gempa bumi.

Baca juga: Viral Pendaki Tak Akui Jasa Sherpa yang Selamatkan Nyawa saat Sekarat di Everest

Melansir Insider, Jumat (16/6/2023), penyelenggara dan pejabat ekspedisi mengutip dua alasan untuk tahun yang tragis itu.

Pertama adalah cuaca dingin ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.

Sedangkan yang kedua ialah kecerobohan para pendaki asing yang mencoba untuk mencapai puncak gunung tertinggi di dunia tersebut.

Yuba Raj Khatiwada, direktur departemen pariwisata Nepal, mengatakan "perubahan cuaca" menjadi penyebab kematian di Gunung Everest.

Baca juga: Terungkap Sumber Suara Aneh & Menakutkan dari Gunung Everest di Malam Hari

"Musim ini kondisi cuaca tidak mendukung, sangat bervariasi," kata Khatiwada menurut The Guardian.

"Perubahan iklim berdampak besar di pegunungan," imbuhnya.

Suhu biasanya turun hingga -18 derajat Fahrenheit di gunung setinggi 29.032 kaki, tetapi tahun ini turun hingga -40 derajat Fahrenheit, lapor Al Jazeera.

Ilustrasi pendakian Gunung Everest. Musim pendakian di Gunung Everest tahun 2023 merupakan salah satu yang paling mematikan dengan 12 pendaki meninggal dan 5 orang dinyatakan hilang. (Unsplash/Ted Bryan Yu)

Mingma Gyalje Sherpa, yang timnya membuka rute ke puncak tahun ini, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa cuaca sangat dingin dan "kecerobohan" tentang keselamatan menyebabkan kematian.

Bahkan pemandu berpengalaman pun terkena radang dingin, yang berarti kamp-kamp di gunung tidak terisi penuh, kata para sherpa kepada Al Jazeera.

Dan tahun ini, Nepal mencatatkan rekor jumlah perizinan bagi pendaki untuk mencoba mencapai puncak Everest.

Baca juga: Akibat Pemanasan Global, Base Camp Gunung Everest Akan Dipindahkan

Sherpa mengatakan bahwa pendaki asing yang tidak siap terlalu bersemangat untuk mendaki gunung dan berangkat ke puncak tanpa peralatan kemah yang lengkap.

Halaman
123