TRIBUNTRAVEL.COM - Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten masih menjadi bandara tersibuk yang melayani penerbangan lokal dan internasional.
Sejauh ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta masih menerima penumpang dari dan ke luar negeri.
Sebagai bandara yang melayani ribuan penumpang, Bandara Internasional Soekarno-Hatta terus menambah fasilitas demi kenyamanan penumpang.
Adapun fasilitas terbaru yang hadir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yaitu face recognition.
Baca juga: Ancaman Bom di Bandara Manchester Bikin FBI Turun Tangan, Semua Penumpang & Barang Bawaan Diperiksa
Fasilitas face recognition merupakan sebuah teknologi canggih untuk pengenalan wajah dengan cara mencocokkan wajah manusia dari gambar digital atau cuplikan video melalui basis data wajah.
Layanan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi wajah seseorang untuk berbagai kepentingan dan tujuan.
Nah, sejak hadirnya fasilitas terbaru ini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, ribuan Warga Negara Asing (WNA) tertolak masuk ke Indonesia pada awal 2023.
Ribuan WNA tak bisa masuk ke Indonesia via Bandara Internasional Soekarno-Hatta karena dokumen keimigrasian yang tidak sesuai dengan prosedur.
Pencegahan masuk itu setelah pihak imigrasi menerapkan teknologi face recognition sebagai pendeteksi dokumen keimigrasian bagi warga negara asing (WNA) maupun warga negara Indonesia (WNI) yang masuk ke Indonesia.
Baca juga: Sempat Rusak Imbas Gempa Turki, Bandara Hatay Kini Dibuka Kembali & Layani Penerbangan Komersial
"Selain teknologi tersebut, kita juga perkuat sumber daya manusia (SDM)," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Bandara Soekarno-Hatta, Tito Andrianto, Selasa (14/2/2023).
Selain menolak ribuan WNA, pihaknya juga berhasil menunda keberangkatan 4.119 orang.
Sama, mereka ditunda keberangkatannya karena masalah dokumen keimigrasian.
Sehingga diminta untuk melengkapi kembali sebelum keluar dari Indonesia.
"Nah, itu terbagi 568 WNA dan 3.551 WNI dengan berbagai alasan keimigrasian," ungkap Tito.
Adapun penolakan dan penundaan keberangkatan ribuan orang WNA ini juga terdapat korban dan pelaku kejahatan.