TRIBUNTRAVEL.COM - Himalaya yang secara harfiah berarti "tempat tinggal salju" dalam bahasa Sanskerta, juga dikenal sebagai "atap dunia".
Dengan puncak seperti Gunung Everest dan K2, Himalaya memiliki ketinggian sekira 8.000 meter.
Baca juga: 10 Pendaki Tewas Tertimbun Longsor Salju Himalaya, Puluhan Lainnya Belum Ditemukan
Baca juga: Setelah Tutup Selama 60 Tahun, Pendakian Pegunungan Himalaya via Bhutan Dibuka Kembali
Tetapi apakah kamu percaya jika seseorang memberi tahu kamu bahwa mereka menemukan fosil ikan di Himalaya?
Walaupun ini mungkin terdengar tidak masuk akal dan sulit dipercaya, ikan dan fosil laut lainnya sebenarnya telah ditemukan di Himalaya.
Pertanyaannya kini adalah bagaimana ikan bisa mencapai begitu tinggi di pegunungan?
Baca juga: Alternatif Makanan Sehat, Sambal Pecel Kemasan di Madiun Dibuat dari Kurma dan Garam Himalaya
Baca juga: Benarkah Garam Himalaya Lebih Sehat Dibanding Garam Biasa?
Banyak yang percaya banjir besar membawa fosil ikan ke Himalaya
Ketika para pendaki gunung pertama kali menemukan fosil laut selama pendakian mereka di Himalaya, spekulasi liar tentang bagaimana fosil tersebut mencapai ketinggian yang begitu tinggi di pegunungan mulai beredar.
Dari semua spekulasi, satu yang menyebar seperti api adalah konsep "Banjir Besar".
Namun, ketika banyak yang mengira banjir besar adalah satu-satunya alasan ikan bisa mencapai pegunungan tertinggi di dunia, para ahli menyarankan sebaliknya.
Segera spekulasi seperti itu dibuang oleh para ahli geologi.
Mereka malah menyebut bahwa pergeseran benua, juga bertanggung jawab atas terciptanya Himalaya.
Ini yang kemudian disebut menjadi alasan sebenarnya mengapa ada fosil ikan di Himalaya.
Baca juga: Nepal Akan Pindahkan Base Camp Everest Akibat Gletser Mencair, Lokasinya 400 Meter Lebih Rendah
Tabrakan besar daratan adalah alasan sebenarnya mengapa ada fosil ikan di Himalaya
Dilansir dari unbelievable-facts, fosil ikan tidak mencapai Himalaya dalam semalam.
Itu adalah hasil dari insiden geologis yang disebut "pergeseran benua".