Beberapa temuan lain juga didapatkan peneliti.
Tim melakukan analisis isotop oksigen yang mengungkapkan bahwa telur diinkubasi pada suhu tinggi layaknya burung, mendukung hipotesis kalau oviraptorosaurus dewasa mati saat mengerami.
Selanjutnya, peneliti juga menemukan meski embrio berkembang dengan baik, beberapa telur tampak lebih matang daripada yang lain sehingga menetas pada waktu yang sedikit berbeda.
Karakteristik tersebut dikenal sebagai penetasan asinkron.
Model penetasan itu nampaknya telah berevolusi secara independen pada oviraptorosaurus dan beberapa burung modern.
Satu temuan menarik lainnya dari spesimen adalah oviraptorosaurus dewasa, yang menyimpan sekumpulan kerikil di daerah perutnya.
Ini hampir pasti merupakan gastrolith atau batu perut, batu yang sengaja ditelan untuk membantu dinosaurus mencerna makanannya.
Temuan itu juga merupakan kali pertama diketahui oleh para peneliti, sehingga memberikan wawasan baru mengenai makanan hewan tersebut.
"Sungguh luar biasa mengetahui berapa banyak informasi biologis yang didapatkan hanya dalam satu fosil ini. Kita akan belajar dari spesimen ini selama bertahun-tahun yang akan datang," tambah peneliti.
Baca juga: Bukan Asteroid, Studi Baru Ungkap Kemungkinan Penyebab Punahnya Dinosaurus
Baca juga: Kenapa Perjalanan Dinosaurus Sauropoda ke Greenland Butuh Waktu 15 Tahun?
Baca juga: Liburan Antimainstream, Cobain Sensasi Menyuapi Dinosaurus di The Great Asia Africa Lembang
Baca juga: Jadi Viral, Bocah Ini Temukan Jejak Kaki Dinosaurus Berusia 220 Juta Tahun
Baca juga: Jalan-jalan di Pantai, Bocah 4 Tahun Ini Temukan Jejak Dinosaurus Berusia 220 Juta Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertama Kali Ditemukan di Dunia, Fosil Dinosaurus Sedang Erami Telurnya".