Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bukan Asteroid, Studi Baru Ungkap Kemungkinan Penyebab Punahnya Dinosaurus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar.

TRIBUNTRAVEL.COM - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar.

Kelompok peneliti di Universitas Harvard sekarang percaya bahwa ada bukti sepotong komet menabrak Bumi 66 juta tahun yang lalu.

Komet itu kemudian menciptakan kawah Chicxulub, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Senin di Scientific Reports.

Melansir laman People, dampak hantaman komet yang menciptakan kawah Chicxulub seluas 110 mil terletak di Semenanjung Yucatan.

Dampak tersebut dianggap sebagai sumber peristiwa kepunahan massal yang memusnahkan dinosaurus serta sebagian besar spesies lain di Bumi.

Studi baru ini menggunakan analisis statistik dan simulasi gravitasi untuk menentukan dari mana penabrak Chicxulub (asteroid atau komet) berasal, dan bagaimana ia bisa menghantam Bumi.

Baca juga: Kenapa Perjalanan Dinosaurus Sauropoda ke Greenland Butuh Waktu 15 Tahun?

Para ilmuwan telah lama percaya bahwa asteroid yang menyebabkan peristiwa tabrakan Chicxulub, tetapi peneliti Avi Loeb dan Amir Siraj mengungkapkan bahwa potongan komet besar berperiode panjang bisa menjadi penabrak.

Komet adalah potongan puing luar angkasa yang sebagian besar terdiri dari gas beku, sedangkan asteroid adalah bongkahan batu.

Asteroid biasanya ditemukan di Sabuk Asteroid, yang merupakan kelompok asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter, menurut CNN .

Komet umumnya ditemukan lebih jauh di tata surya, melewati orbit Jupiter dan pada jarak yang lebih jauh dari matahari, menurut Scientific American .

Ilustrasi - Studi baru mengklaim bahwa dinosaurus mungkin punah bukan karena asteroid, melainkan potongan komet besar. (earthsky.org)

Kemungkinan statistik dari komet periode panjang yang mampu menghantam bumi dan menyebabkan peristiwa tabrakan Chicxulub adalah sekira satu dalam setiap 3,8 miliar hingga 11 miliar tahun, kata studi Harvard.

Loeb dan Siraj berteori bahwa sebuah komet dari awan Oort (sekelompok puing luar angkasa di tepi tata surya) terbentur oleh medan gravitasi Jupiter, membawanya mendekati matahari.

Siraj memberikan penjelasan kepada The Harvard Gazette dengan menyatakan:

"Pada dasarnya, Jupiter bertindak sebagai semacam mesin pinball. Jupiter menendang komet berperiode panjang ini masuk ke dalam orbit yang membuatnya sangat dekat dengan matahari. Komet-komet ini disebut pemakan matahari.

Ketika Anda memiliki penggembala matahari ini, bukan pelelehan yang terjadi, yang merupakan fraksi yang cukup kecil dibandingkan dengan massa total, tetapi komet itu sangat dekat dengan matahari sehingga bagian yang lebih dekat ke matahari terasa lebih kuat. Tarikan gravitasi dari bagian yang lebih jauh dari matahari sehingga menimbulkan gaya pasang surut.

Halaman
12