Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Mbah Dasno, Penjaga Terakhir Dawet Dibal di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Es dawet.

TRIBUNTRAVEL.COM - Di dekat area pemakaman Dukuh Wangkis, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah nampak dengan semangat Mbah Dasno (66), satu-satunya penjual dawet tradisional yang tersisa dari Desa Dibal. 

Desa yang dulu dikenal sebagai sentra minuman khas ini. 

Sudah lebih dari setengah abad, Mbah Darso setia dengan dawetnya. 

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Solo Jawa Tengah, Jelajah Pasar Gede Buat Nyobain Dawet Telasih yang Legendaris

PENJUAL DAWET - Mbah Dasno (66), satu-satunya penjual dawet tradisional yang tersisa dari Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali., Jawa Tengah. Desa yang dulu dikenal sebagai sentra minuman khas ini. (TRIBUNSOLO.COM/Tri Widodo)

Baca juga: Larisnya Es Dawet Durian di Pleburan Semarang, Pembeli Rela Antre Meski belum Buka

Mbah Dasno mulai berjualan dawet sejak tahun 1970-an, ketika ia baru beranjak dewasa.

Dengan pikulan sederhana di pundaknya, ia berjalan kaki berkeliling desa, menyusuri pematang sawah, bahkan hingga masuk ke Kota Solo. 

“Awalnya saya keliling, dulu bisa sampai ke Pasar Kembang di Laweyan sana,” kenangnya dengan senyum yang memancarkan kebanggaan.

Kala itu, minuman ini begitu populer di kalangan petani. 

Baca juga: Viral Es Dawet Pak Slamet di Jakarta, Laris Manis Habiskan 100 Kg Durian Sehari

Baca juga: 5 Es Dawet Enak di Jogja, Cobain Es Dawet Mbah Hari Pasar Beringharjo yang Legendaris

Setiap musim panen, Mbah Dasno kerap berhenti di gubuk-gubuk sawah untuk melayani mereka yang beristirahat.

“Kalau jualan jauh, pas musim panen padi dan jagung, sering berhenti di gubuk pinggir sawah, jualan ke orang yang lagi panen. Senang rasanya lihat mereka yang lelah bisa seger lagi setelah minum dawet,” tuturnya.

Zaman itu, Mbah Dasno bukan satu-satunya penjual.

Menurutnya, hampir setiap gang di Desa Dibal memiliki pedagang dawet keliling. 

"Dulu ada puluhan yang jualan, semuanya bikin sendiri, nggak ada yang beli jadi. Rasanya beda-beda, tapi semua khas Dibal,” ujarnya.

Namun seiring berjalannya waktu, satu per satu pedagang berhenti. 

Ada yang beralih profesi karena usia, ada pula yang tak sanggup bersaing dengan minuman modern. 

Baca juga: Menikmati Segarnya Es Dawet Telasih Bu Dermi, Minuman Legendaris Langganan Pak Jokowi di Solo

Kini, hanya Mbah Dasno yang bertahan, meski tak lagi kuat berjalan jauh. 

Halaman
12