TRIBUNTRAVEL.COM - Di kaki Gunung Lawu yang memukau, terdapat Desa Girilayu yang berada di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Timur.
Desa Girilayu bukan terkenal akan nilai sejarahnya, termasuk keberadaan makam Pangeran Samber Nyawa dan Presiden Soeharto.
Menariknya, Desa Girilayu juga menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa lho.
Hal itu berupa batik tulis yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca juga: Itinerary Lombok 3 Hari 2 Malam, Bujet Rp 4 Jutaan Sudah Hotel dan Tiket Pesawat PP
Batik yang dihasilkan masyarakat Girilayu bukan sekadar karya seni, tetapi juga cerminan dari kekuatan budaya yang telah bertahan sejak zaman Kesultanan Mangkunegaran.
Sejak abad ke-18, tepatnya sekitar tahun 1775, desa ini sudah dikenal sebagai sentra batik yang diwariskan turun-temurun.
Tradisi membatik ini dimulai pada masa pemerintahan Mangkunegara I dan hingga kini masih terus dijaga oleh masyarakat setempat.
Batik Girilayu bukan sekadar kain bermotif, namun juga merefleksikan kedekatan desa ini dengan Kadipaten Praja Mangkunegaran di Solo.
Salah satu motif batik Girilayu yang paling khas dan terkenal adalah Tugu Tri Dharma, yang menggambarkan semangat perjuangan Pangeran Samber Nyawa, tokoh pahlawan yang sangat dihormati di daerah tersebut.
Baca juga: Cantiknya Koleksi Batik Mayangsari, Hadirkan Motif Unik Bisa Buat Oleh-oleh dari Solo
Batik tulis Girilayu memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari batik Solo dan Pekalongan.
Proses pembuatannya masih menggunakan metode tradisional dengan canting sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya batik Indonesia.
Salah satu pengrajin yang berperan besar dalam menjaga warisan ini adalah Yuli Asih (35), pemilik toko batik Wahyu Asih.
Sejak tahun 2015, Yuli mengembangkan usaha batik tulis yang memadukan teknik klasik dengan desain modern, menyesuaikan dengan perkembangan zaman hingga berhasil mengubah rumahnya menjadi showroom batik.
"Sejak kecil, saya sudah belajar membatik dari ibu dan nenek saya yang juga pembatik. Mereka mengajarkan saya seni membatik yang sudah diwariskan turun-temurun," ujar Yuli dengan bangga saat diwawancarai oleh tim Tribun Network di kediamannya pada 17 Desember 2024.
Keterlibatan keluarganya yang telah lama bergelut di dunia batik membuat Yuli merasa memiliki tanggung jawab untuk meneruskan tradisi ini.
Baca juga: Transformasi Batik Saraswati: Perjalanan dari Batik Tradisional ke Kebaya Modern yang Elegan