Sri Sukarni (52) dari kejauhan tak berhenti bergerak.
Tanganya terlihat, cekatan, membalikan satu persatu otak-otak agar tak hangus ketika dibakar, di atas arang.
Ia berjualan otak-otak sejak awal 2005 sampai sekarang, ia juga menjual pempek kulit, teh botol, dan air mineral.
Bahan otak-otak Sri, terbuat dari ikan tenggiri, sagu, santan, dan bawang merah.
Ia buka setiap hari, usai salat zuhur hingga tutup pukul 18.00 WIB.
Baca juga: Daftar Oleh-oleh di Wisata Religi Kubah Guru Sekumpul Martapura: Tasbih, Siwak hingga Parfum
"Usai salat zuhur atau setengah tiga, kalau hari Minggu lebih cepat bukanya. Tetupnya sama, sampai pukul 18.00 WIB," kata Sri bercerita ke Bangkapos.com, di sela kesibukanya menjual otak-otak daun pisang, Jumat (26/10/2024).
Otak-otak daun pisang Sri, selalu dicari.
Sehari ia dapat laku mencapai 500 otak-otak.
Hari libur seperti Minggu mencapai 1.000 otak-otak per harinya.
"Rasanya tergantung selera pelanggan, selera masing masing. Di sini banyak otak-otak. Tetap mereka mencari yang ibu, di sini. Hari-hari buka apabila ada aktivitas timah (TI) 500 sehari lakunya. Tidak ada TI, hari Senin biasanya sepi. Pernah pulang tidak bawa duit," lanjutnya.
Tetapi apabila ramai pembeli, otak-otak Sri dapat habis mencapai 1.000 otak-otak.
"Alhamdulilah ya. Untuk harga otak-otak Rp 1.000, pelanggan kami banyak dari berbagai daerah bukan hanya dari Mentok. Tapi, Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu, Jebus Tempilang, Mayang dan lain-lainya," ujarnya.
Baca juga: Harga Rujak U Groh, Camilan Unik Khas Aceh dari Batok Kelapa Muda, Bisa Bawa Pulang Buat Oleh-oleh
Ditemui di lapak otak-otak Sri, pengunjung yang berasal dari Puding Besar, Kabupaten Bangka, Fajri (34) terlihat bersama keluarga, sedang menyantap otak-otak daun dan pempek kulit.
Ia mengakui, otak-otak Mentok, memiliki kualitas rasa tersendiri. Berbeda dengan daerah lainnya.
"Rasanya lebih enak, otak otak di sini, kemudian harga terjangkau juga. Kita dari jauh sengaja ke sini mencari otak otak, kami dari Puding Besar. Pelesir ke sini," kata Fajri