Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Kulineran di Aceh, Cobain Roti Selai Samahani yang Legendaris, Bisa Bawa Pulang Buat Oleh-oleh

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roti Selai Samahani, kuliner legendaris di Aceh yang wajib kamu coba atau bawa pulang sebagai oleh-oleh.

TRIBUNTRAVEL.COM - Lagi liburan ke Aceh, rasanya kurang afdol kalau belum kulineran.

Kamu jangan hanya mengunjungi tempat wisata saja, tapi wajib nyobain kuliner legendaris di Aceh saat liburan.

Satu di antaranya ada Roti Selai Samahani.

Roti Selai Samahani adalah salah satu kuliner legendaris di Aceh yang menjadi favorit wisatawan.

Lokasinya cukup strategis dan mudah ditemukan, yakni berada di Desa Tanjong, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

Baca juga: Berburu Oleh-oleh Songket dan Jumputan Khas Palembang di Pasar Kito Komplek Ilir Barat Permai

Sesuai dengan namanya, kuliner ini berupa hidangan roti yang disajikan dengan selai dari campuran telur ayam kampung, santan, dan gula - atau disebut dengan selai srikaya.

Roti selai Samahani yang dulu hanya dikenal sebagai jajanan kampung kini jadi kudapan ikonik khas Aceh. (SERAMBINEWS.COM/GINA ZAHRINA)

Warung ini menjual roti selai Samahani, jajanan yang telah menjadi oleh-oleh ikonik dari Banda Aceh. 

Namun, di balik kesederhanaan roti ini, tersimpan kisah panjang perjuangan, tradisi, dan cinta akan cita rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Khairunnas, sang pemilik warung Cita Rasa, yakni warung legendaris yang menjual roti selai Samahani.

Khairunnas telah mewarisi tradisi dan usaha keluarganya sejak 1988. 

Usaha tersebut dimulai dari kakeknya.

Baca juga: Liburan ke Bogor, Wajib Beli Oleh-oleh Asinan Nyonya Yenny yang Eksis Sejak 1980

Menurut ceritanya, saat itu sang kakek bekerja di tempat orang lain sebelum akhirnya memutuskan membuka usaha roti sendiri. 

Roti selai ini dulunya hanya dikenal sebagai jajanan kampung yang dinikmati oleh masyarakat lokal di Samahani, sebuah kawasan kecil di Kecamatan Kuta Malaka.

Kisahnya mulai berubah setelah bencana tsunami melanda Aceh pada tahun 2004.

Seperti halnya banyak warga Aceh lainnya, keluarga Khairunnas harus berjuang bangkit dari tragedi tersebut. 

Halaman
1234