Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ata Akasana Raya

Berburu Oleh-oleh Berbahan Rotan di Ata Akasana Raya, Bale Kapal, Taman Ujung, Karangasem, Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerajinan Tangan Ata Aksana Raya di area Bale Kapal, Taman Ujung Karangasem, Bali.

TRIBUNTRAVEL.COM - Ingin mencari oleh-oleh yang unik di Bali?

Kamu bisa beli tas atau topi buat oleh-oleh khas Bali.

Baca juga: Berburu Kerupuk Babi Khas Wr Byang De Abi di Desa Pemecutan Klod, Denpasar, Bali

Kerajinan Tangan Ata Aksana Raya di area Bale Kapal, Taman Ujung Karangasem, Bali. (Tribun Bali/I Made Wira Adnyana)

Baca juga: Mie Kelor Gud, Oleh-oleh Sehat dari Buahan, Tabanan, Bali, Kaya Gizi Tanpa Bahan Kimia dan MSG

Yang unik, tas atau topi khas Bali ini terbuat dari rotan.

Kamu bisa membeli tas, topi hingga keben di Ata Aksana Raya.

Baca juga: Kerajinan Anyaman Rotan Jadi Oleh-oleh Populer di Taman Ujung, Desa Tumbu, Karangasem, Bali

Baca juga: Kerajinan Anyaman Rotan Jadi Oleh-oleh Populer di Taman Ujung, Desa Tumbu, Karangasem, Bali

Ata Aksana Raya berlokasi di area Bale Kapal, Taman Ujung Karangasem, Bali.

Ata Aksana Raya dijalankan oleh Komang Tirta, seorang pengrajin berusia 55 tahun.

Komang Tirta memulai usaha Ata Aksana Raya sejak 2000.

Awalnya menjalankan bisnis kerajinan rotan itu dari rumah dan menjual produk-produknya secara berkeliling di sekitar Karangasem. 

Dengan semangat dan dedikasi, ia mampu mempertahankan usaha ini hingga sekarang, meskipun tantangan dan persaingan semakin ketat.

Berkat bantuan dari Pemerintah Karangasem, Komang Tirta mendapatkan kesempatan untuk menjual produknya di area wisata Taman Ujung. 

Tempat ini memberi dampak positif bagi usaha kecilnya, karena letaknya yang strategis di kawasan wisata populer. 

"Awalnya nama usaha saya Ata Rotan Seraya Bali, tapi karena sudah banyak yang memakai nama tersebut di Bali, akhirnya saya memutuskan untuk menggantinya menjadi Ata Aksana Raya setelah mengikuti pelatihan UMKM," ungkap Pak Komang Tirta dengan penuh kebanggaan.

Sejak mendapatkan tempat di Taman Ujung, usahanya mulai lebih dikenali, meski baru berjalan selama tiga bulan. 

"Saya dan istri awalnya jualan di rumah dan berkeliling, lalu ditawari oleh pemerintah untuk mengisi stand di Taman Ujung ini. Ya, baru tiga bulan ini kami mulai berjualan di sini," tambahnya.

Hal yang menarik dari usaha Komang Tirta adalah metode produksinya yang masih tradisional. 

Halaman
1234