Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadhan

5 Fakta Menarik Tradisi Nyadran, Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Hindu-Buddha

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan orang memadati pemakaman Makam Sewu, Wijirejo, Pandak pada Senin (8/6/2015). Mereka mengikuti upacara tradisi nyadran yang digelar menjelang Ramadhan.

Setelah masyarakat telah berkumpul dan membawa kendurinya masing-masing, makanan yang dibawa diletakkan didepan untuk didoakan oleh pemuka agama setempat untuk mendapatkan berkah.

Kemudian dilakukan tukar-menukar makanan yang dibawa masyarakat.

Untuk mengakhiri acara kemudian masyarakat melakukan makan berasama dengan saling bersendau gurau untuk saling mengakrabkan diri.

Nyadran yang telah dijaga selama ratusan tahun, mengajarkan untuk mengenang dan mengenal para leluhur, silsilah keluarga, serta memetik ajaran baik dari para pendahulu.

Seperti pepatah Jawa kuno yang mengatakan "Mikul dhuwur mendem jero" yang kurang lebih memiliki makna “ajaran-ajaran yang baik kita junjung tinggi, yang dianggap kurang baik kita tanam-dalam".

Baca juga: Sambut Ramadhan, Masjid Agung Kauman Semarang Gelar Tradisi Dugderan hingga Bagikan Roti Ganjel Rel

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita Ramadhan, klik di sini.