TRIBUNTRAVEL.COM - Menjelang bulan Ramadhan, masyarakat Jawa biasanya melangsungkan tradisi nyadran.
Tradisi nyadran sendiri memang menjadi acara yang cukup penting bagi masyarakat Jawa.
Bahkan bagi beberapa orang, nyadran seakan menjadi agenda yang tak boleh terlewatkan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Wajar saja jika menjelang bulan Ramadhan, banyak masyarakat Jawa yang berbondong-bondong untuk menjalankan tradisi nyadran.
Baca juga: 6 Fakta Menarik Padusan, Tradisi Unik Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Tradisi nyadran memiliki banyak hal yang menarik untuk dibahas, lho.
Apa saja? Yuk simak sederet fakta tentang padusan yang telah TribunTravel rangkum dari berbagai sumber.
1. Makna dan tujuan nyadran
Nyadran berasal dari kata "Sraddha" dalam Bahasa Sansekerta yang artinya keyakinan.
Tradisi ini merupakan suatu rangkaian upcara adat yang bertujuan untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.
Baca juga: Daftar Aktivitas yang Dilarang Polisi selama Ramadhan di Jakarta, dari SOTR hingga Main Petasan
2. Nyadran sebagai penginat kematian sekaligus menjalin persaudaraan
Dengan melangsungkan nyadran, diharapkan bisa menjadi pengingat diri akan kematian.
Selain itu, nyadran juga bisa sebagai cara untuk menjaga kerukunan dan hangatnya persaudaraan.
3. Nyadran sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha
Tradisi nyadran ternyata sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha lho.
Dulunya, nyaran digunakan untuk menghormati arwah nenek moyang masing-masing.