Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Buka Kembali di Tengah Protes yang Mengguncang Peru, Amankah Liburan ke Machu Picchu?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Turis mengunjungi reruntuhan Inca kuno Machu Picchu di lembah Urubamba, tujuh puluh dua kilometer dari kota Cusco di Andes, pada 15 Februari 2023, untuk pertama kalinya setelah ditutup untuk umum karena alasan keamanan pada 21 Januari, setelah pengunjuk rasa memblokir jalur kereta api selama protes terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte yang telah mengguncang negara Andes sejak 7 Desember 2022.

TRIBUNTRAVEL.COM - Machu Picchu yang ikonik telah dibuka kembali untuk pengunjung beberapa minggu setelah protes kekerasan di Peru, menjebak ratusan turis.

Benteng batu era Inca yang terletak di hutan tenggara dibuka kembali pada hari Rabu setelah ditutup hampir sebulan yang lalu di tengah protes anti-pemerintah.

Baca juga: Machu Picchu Ditutup Sementara Bagi Turis Akibat Aksi Protes di Peru

Turis mengunjungi reruntuhan Inca kuno Machu Picchu di lembah Urubamba, tujuh puluh dua kilometer dari kota Cusco di Andes, pada 15 Februari 2023, untuk pertama kalinya setelah ditutup untuk umum karena alasan keamanan pada 21 Januari, setelah pengunjuk rasa memblokir jalur kereta api selama protes terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte yang telah mengguncang negara Andes sejak 7 Desember 2022. (Carolina Paucar / AFP)

Baca juga: Turis Membludak di Machu Picchu, Penjualan Tiket Terpaksa Dihentikan

Kesepakatan dibuat antara pihak berwenang, kelompok sosial dan industri pariwisata lokal untuk menjamin keamanan objek wisata terkenal dan layanan transportasi, meskipun kerusuhan bergemuruh.

Protes yang menyerukan pengunduran diri Presiden Dina Boluarte dan anggota Kongres Peru telah mengguncang kawasan itu selama lebih dari dua bulan.

Demonstrasi menyebabkan blokade rel kereta menuju benteng batu, yang menyebabkan turis terjebak di sana selama beberapa hari.

Pada bulan Desember pengunjuk rasa menggunakan batu untuk memblokir kereta api yang berjalan ke wilayah Cusco di mana Machu Picchu berada, memaksa beberapa wisatawan untuk mendaki ke kota terdekat Ollantaytambo.

Beberapa hari kemudian helikopter digunakan untuk mengangkut 400 orang yang terdampar di reruntuhan ke tempat aman.

Dilansir dari mirror, protes telah menyebabkan 60 kematian sejak pecah pada akhir tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, 48 adalah warga sipil yang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan; 11 warga sipil tewas dalam kecelakaan lalu lintas terkait blokade jalan; dan seorang polisi yang tewas di dalam mobil patroli saat dibakar, menurut data dari Kantor Ombudsman.

Machu Picchu dibangun oleh suku Inca pada abad ke-15 sebagai tempat perlindungan agama yang tinggi di Pegunungan Andes.

Pembukaan kembali merupakan dorongan besar bagi operator pariwisata di daerah tersebut, dengan Kamar Dagang Cusco melaporkan bahwa hampir 80 persen pemesanan ke wilayah tersebut telah dibatalkan.

Berbicara tentang Machu Picchu, tahukah kamu jika namanya sempat salah.

Baca juga: Sulit Dikendalikan, Dampak Kebakaran Hutan di Peru Ancam Keberadaan Machu Picchu

Dilansir TribunTravel dari laman thevintagenews, sebuah makalah akademis baru yang diterbitkan dalam awpa Pacha: Journal of Andean Archaeology berpendapat, situs tersebut telah dirujuk dengan nama yang salah selama lebih dari satu abad.

Penulis makalah, arkeolog Amerika Brian S. Bauer dan sejarawan Peru Danato Amado Gonzales, menjelajahi dokumen abad ke-17, peta abad ke-19, dan catatan lapangan asli penjelajah Hiram Bingham , "penemu" modern Machu Picchu.

Mereka tidak pernah menemukan sumber yang merujuk ke situs dengan nama saat ini.

Baca juga: Mantan Miss Peru Nyaris Dicakar Kera saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud Bali

Machu Picchu, tempat wisata populer di Peru. (Flickr/ Pedro Szekely)

Baca juga: Mumi Berusia 1.000 Tahun Ditemukan di Peru, Tangan Menutupi Wajah dengan Posisi Meringkuk

Halaman
12