TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika para arkeolog dari Universitas Nasional San Marcos mulai melakukan penggalian di Cajamarquilla, sebuah situs arkeologi yang terletak hanya 15,5 mil ke daratan dari pesisir dan ibu kota Lima, Peru, mereka tidak menyangka akan membuat penemuan mumi yang luar biasa dan berharga.
Memulai proyek mereka pada Oktober 2021, sekira 40 orang mulai menggali untuk mencari artefak.
Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 250 Peti Mati Berisi Mumi, Usianya Sekira 2.500 Tahun
Baca juga: Bukan Mesir Kuno, Ini Dia Asal Usul Mumi Tertua di Dunia
Dalam penggalian mereka mendapatkan penemuan tak terduga, yakni mumi dengan bentuk yang tak biasa.
Posisi Janin
Dilansir dari vintagenews, selama penggalian, para arkeolog menemukan mumi dalam kondisi hampir sempurna.
Seluruh tubuh terpelihara dengan baik dan tidak salah lagi merupakan sisa-sisa manusia.
Posisi mumi itu ditemukan agak menyeramkan untuk dilihat hari ini.
Namun di puncak peradapan Huari, posisi mumi tersebut merupakan bagian dari ritual pemakaman.
Jenazah dibungkus kain dan diikat dengan tali dalam posisi janin.
Bagian yang paling aneh adalah tangan menutupi wajah.
Baca juga: Ilmuwan Jepang Ungkap Fakta di Balik Misteri Mumi Putri Duyung yang Ditemukan Tahun 1700-an
Baca juga: Museum Unik di Jepang, Simpan Sisa-sisa Mumi Mesir Kuno di Tengah Kota Tokyo
Apa yang tampak seperti kematian yang menyakitkan bagi mumi sebenarnya adalah posisi yang diciptakan oleh mereka yang merawat pemakaman, sebuah praktik ritual untuk orang mati.
Saat memeriksa tubuh mumi, para arkeolog menemukan bahwa spesimen itu adalah seorang pria, berusia antara 25 dan 30 tahun.
Juga telah ditentukan bahwa orang ini pastilah satu orang penting dalam masyarakatnya, karena tidak semua orang akan dikuburkan dengan perawatan yang sama seperti dirinya.
Lord of Sipán, mumi yang sebelumnya ditemukan dengan pola pemakaman serupa, telah membantu memahami status sosial pria ini.
Baca juga: Penemuan Mengejutkan 6 Mumi Anak-anak, Terbungkus Kain di Makam Bangsawan
Selama peradaban Huari, praktik pemakaman menjadi jauh lebih tidak rumit dan lebih ceroboh, dengan banyak sisa-sisa yang ditemukan dari periode ini mengalami patah tulang, menunjukkan kekerasan antarmanusia yang mengarah ke akhir peradaban.