TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti sudah tak asing dengan kerak telor.
Kerak telor merupakan satu kuliner khas Betawi yang menjadi ikon dari Jakarta.
Baca juga: 8 Kuliner Khas Betawi yang Terkenal Enak, Ada Nasi Uduk hingga Kerak Telor
Baca juga: 8 Kuliner Khas Betawi yang Wajib Dicoba, dari Kerak Telor hingga Soto Betawi
Kerak telor erat kaitannya dengan sejarah Jakarta.
Keberadaan kerak telor hampir ada di perayaan HUT Jakarta.
Baca juga: 7 Kuliner Legendaris Betawi yang Cocok untuk Menu Makan Siang, Ada Soto hingga Kerak Telor
Baca juga: Laksa Betawi Assirot dan 5 Tempat Makan Siang Enak di Jakarta yang Legendaris
Perpaduan nasi, telor, dan kelapa itu membuat rasa kerak telor sangat unik.
Rasanya gurih, manis, dan mengenyangkan.
Ternyata, dalam sejarah kerak telor, makanan ini sudah ada sedari zaman Belanda.
Uniknya, makanan yang kemudian menjadi favorit warga Betawi dan Belanda itu diciptakan secara tidak sengaja.
Awalnya masyarakat Betawi ingin mengolah beragam panganan dengan memanfaatkan banyaknya buah kelapa di daerah itu.
Percobaan dan eksperimen menciptakan panganan baru itu melahirkan kerak telor seperti yang kita kenal saat ini.
Selain hasil eksperimen tadi, terdapat versi lain terkait sejarah dari kerak telor.
Mengutip dari nativeindonesia.com, disebutkan jika kudapan tersebut lahir atas tantangan warga Belanda di Jakarta yang menginginkan makanan yang sehat dari bangsa pribumi sebagai pembuka.
Kemudian para ahli masak asal Betawi saat itu menawarkan sebuah kreasi omelette, dengan perpaduan ketan putih yang diracik dengan rempah asli Indonesia.
Tak disangka warga Belanda amat menyukainya. Sejak saat itu kerak telor mulai popular dijadikan sebagai sajian khas dari masyarakat pribumi di Batavia.
Di masa itu kerak telor terus menunjukkan pamornya yang gemilang hingga hampir seluruh warga Belanda di Batavia begitu menyukainya.