"Bila dihitung penutupan ketiga ini sampai 30 hari, kami tidak ada pemasukan, artinya nol. Sedangkan pengeluaran tetap berjalan untuk gaji karyawan, operasional dan juga pakan satwa," ucapnya.
Sebagai langkah awal menjaga satwa di Bazoga, diakui Sulhan, manajemen pun melakukan pemotongan gaji kepada 84 karyawannya.
Baca juga: Pemandangan Miris Kamp Hewan di Thailand, Gajah Kurus Ditemukan Terikat Rantai Leher
Hal ini sebagai salah satu efisiensi, karena menurutnya tidak mungkin mengurangi pakan bagi 850 ekor satwa yang ada.
Adanya penutupan ini memang membuat beberapa hal di kebun binatang harus di kaji ulang, seperti jumlah pakan yang sudah dilakukan beberapa kali.
"Namun pada saat ini adalah limit terendah yang maksimal bisa dilakukan," ujarnya.
Untuk faktor pakan satwa sekarang adalah titik terendah pakan yang bisa diberikan kepada satwa.
Apabila ditekan lagi, Sulhan mengatakan, kemungkinan akan ada hal-hal atau dampak negatif bagi para satwa.
"Bila dilakukan pengurangan lagi khawatir akan hal dampak negatif bagi satwa seperti sakit dan malnutrisi bagi satwa yang bersangkutan, " katanya.
Hal seperti ini pun tentu diharapkan tidak terjadi, karena dampaknya akan ada beberapa satwa yang bisa mati akibat kekurangan pakan.
Baca juga: Kawasa Wisata Alam Sentosa Bandung, Tempat Asyik Menikmati Suasana Sunda Tempo Dulu
Pada penutupan periode pertama tahun 2020 semua satwa selamat karena modifikasi yang dilakukan seperti yang ada pada saat ini.
"Faktor kesehatan juga harus dilihat dalam modifikasi pakan karena jangan sampai modifikasi atau pengurangan berdampak pada kesehatan satwa," kata dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ratusan Satwa di Kebun Binatang Bandung Terancam Mati Kelaparan saat Berlaku PPKM Darurat.