Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Nasi Gemuk dan 2 Kuliner yang Sering Disajikan saat Perayaan Hari Waisak di Jambi

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasi Gemuk, kuliner khas Jambi yang sering disajikan saat Perayaan Hari Raya Waisak.

Pada saat Waisak, umat Buddha melakukan beberapa ritual, dalam hal inis ering diselenggarakan di Candi Borobudur yang berada di Magelang.

Selain itu, berikut berbagai ritual yang diadakan ketika memperingati Trisuci Waisak:

1. Ritual Memandikan Rupang Buddha

Ritual memandikan Rupang Buddha melambangkan awal baru dalam kehidupan.

Selain itu juga untuk memberikan pesan penting bahwa kita mudah untuk membersihkan kotoran fisik, namun sulit untuk membersihkan kotoran batin, seperi kebencian, keserakahan, iri hati, dan lain-lain.

2. Ritual Pindapatta

Saat Waisak umat Buddha Juga melakukan ritual Pindapatta, yang berasal dari Bahasa Pali, artinya menerima persembahan makanan.

Jadi, para biksu berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa mangkuk makanan untuk memperoleh dana makanan dari ummat.

Ritual Pindapatta melatih biksu untuk hidup sederhana dan menghargai pemberian orang lain dan ummat belajar untuk memberi dan berbuat baik.

waisak (Instagram/avenu.id)

3. Ritual Pradaksina

Ritual Pradaksina adalah sebuah bentuk penghormatan bagi jasa para Buddha dan Bodhisattva.

Ritual ini dilakukan dengan cara berjalan keliling dengan tertib dan rapi sebanyak tiga kali, searah jarum jam di Candi Borobudur.

Wisatawan pun boleh mengikuti ritual ini.

4. Ritual Melepaskan Burung dari Sangkar dan Melepaskan Lampion

Pada saat Waisak, Umat Buddha melepaskan burung dari sangkar, hal ini dilakukan sebagai simbol dari sebuah kebebasan.

Halaman
1234