Fungsi gentong dan kayu bakar ini merupakan rahasia kualitas turun temurun, sehingga menghasilkan aroma tradisional yang unik.
4. Hasil dari pendekatan Sunan Gunung Djati kepada masyarakat Cirebon
Empal gentong tersebut sempat menjadi saksi sejarah ketika Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati mulai memperkenalkan agama Islam di wilayah pesisir laut jawa tersebut.
Saat itu beliau mencoba dekat dengan para masyarakat di Cirebon melalui pengenalan makanan yang berkuah dan berbahan dasar daging kerbau, serta memiliki tekstur yang empuk kepada masyarakat setempat yang mayoritas menganut ajaran Hindu dan mengkramatkan hewan sapi.
Saat itu Sunan Gunung Djati sangat menghormati perbedaan yang ada di Cirebon, sehingga ia menggantinya dengan daging kerbau agar tidak menimbulkan perselisihan antar masyarakat di sana.
Empal gentong bisa menjadi satu daftar kuliner yang sangat enak disantap langsung di tempat, maupun dibawa pulang sebagai oleh-oleh dengan varian kemasan kaleng yang tahan hingga beberapa hari.
Baca juga: Mencicipi Brongkos Bu Atun, Kuliner Andalan dengan 16 Rempah dan Daging Sapi Pilihan
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Asam Khas Indonesia untuk Bumbu Masakan, Apa Saja Fungsinya?
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mencicipi Sate Rembiga Ibu Sinnaseh, Punya Cita Rasa Asli yang Menggugah Selera
Baca juga: Mencicipi Brongkos Bu Atun, Kuliner Andalan dengan 16 Rempah dan Daging Sapi Pilihan
Baca juga: Mengenal Keunikan Jamu, Minuman Rempah Tradisional Indonesia sebagai Warisan Dunia
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)
Baca selengkapnya berita soal kuliner Cirebon di sini