1. Masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan
2. Masyarakat waspada bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi
3. Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu
4. Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi akibat gangguan abu vulkanik
5. Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian
6. Apabila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka statusnya akan ditinjau kembali
• Sempat Ditutup karena Kebakaran di Gunung Ranti, Kawah Ijen Dibuka Kembali untuk Wisatawan
Sebelum erupsi, Gunung Merapi sembat mengeluarkan awan panas, Sabtu (9/11/2019) pukul 06.21 WIB.
BPPTKG Yogyakarta mencatat awan panas letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max 65 mm.
Terpantau kolom letusan Gunung Merapi mencapai tinggi sekitar 1.500 meter dari puncak dan condong ke arah barat.
Sedangkan durasi awan panas letusan tercatat kurang lebih 160 detik.
• Selain Gunung Semeru, Fenomena Topi Awan Pernah Muncul di Gunung Merbabu hingga Lawu
• Fenomena Topi Awan yang Langka Muncul di Gunung Semeru
Pantauan sebelumnya pada Senin (14/10/2019) Gunung Merapi juga sempat mengeluarkan awan panas pukul 16.31 WIB.
Awan panas letusan tersebut berlangsung selama 270 detik dengan tinggi mencapai 3.000 meter dari puncak.
Dampak akibat awan panas letusan tersebut adalah hujan abu tipis di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Sedagnkan hujan abu tipis terjadi di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo.
Setelah Gunung Merapi menyemburkan awan panas tersebut, diketahui muncul titik api di bawah Pasar Bubrah yang sempat membuat heboh masyarakat.
Api itu diduga kuat berasal dari luncuran material yang dimuntahkan Gunung Merapi.
• 7 Hotel Murah di Solo Mulai Rp 100 Ribuan untuk Liburan Akhir Pekan
• Menjelajahi Kampung Lembah Wajur, Negeri di Atas Awannya Flores
• Menelusuri Kisah Cinta yang Tak Terekspos di Relief Candi Borobudur
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)
Baca tanpa iklan