TRIBUNTRAVEL.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiringrat setiap tahunnya menjalankan tradisi peringatan malam 1 Suro.
Dalam Kirab Pusaka 1 Sura Warsa Je 1958 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiringrat, kebo bule Kyai Slamet menjadi cucuk lampah.
Traveler dapat ikut melihat jalannya prosesi kirab malam 1 Suro ini.
Pada saat kirab malam Satu Suro, ribuan orang kerap memadati di sepanjang rute.
Baca juga: Jadwal Kirab Pusaka Dalem Malam 1 Suro di Pura Mangkunegaran Solo 2024
Kamu pun bisa menanti di tepi rute jalan yang dilewati saat kirab malam 1 Suro.
Berikut ini rute dan jadwal kirab 1 Suro 2024 Keraton Surakarta, dikutip dari Instagram @kraton_solo, Sabtu (6/7/2024).
Jadwal Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta
Minggu Kliwon (malam Senin Legi) tanggal 7 Juli 2024 pukul 23.59 sampai selesai
Rute Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta
-Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ke utara melalui Supit Urang-Jalan Pakoe Boewono (Gapura Gladhag) ke utara menuju Jalan Jenderal Sudirman-ke timur melalui Jalan Mayor Kusmanto-ke selatan melalui Jalan Kapten Mulyadi-ke barat melalui Jalan Veteran-ke utara melalui Jalan Yos Sudarso-ke timur melalui Jalan Brigjend Slamet Riyadi-ke sleatan melalui Jalan Pakoe Boewono-kembali ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
-Penutupan jalan dilakukan secara kondisional saat kirab berlangsung
Baca juga: Sederet Fakta Menarik Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta, Termasuk Peserta Dilarang Berbicara
Tentang Kebo Bule yang Diarak saat Kirab Malam 1 Suro
Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Surakarta, berikut ini sejumlah fakta tentang kebo bule yang dikeramatkan.
1. Pemberian Bupati Ponorogo
Kebo Bule merupakan merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo, Kyai Hasan Besari Tegalsari.
Kala itu, Kebo Bule diberikan sebagai hadiah kepada kerajaan lantaran Pakubuwono II berhasil merebut kembali Keraton Kartasura dari tangan pemberontak Pecinan.
Pemberian kerbau ini dimaksudkan sebagai pengawal dari tombak Kyai Slamet.
2. Memiliki Nama Kyai Slamet
Kebo Bule dikenal dengan nama Kyai Slamet.
Kyai Slamet sebenarnya merupakan nama dari salah satu pusaka berbentuk tombak milik Keraton Kasunanan Surakarta.
Pusaka ini kerap kali dibawa berkeliling tembok Baluwarti setiap Selasa dan Jumat Kliwon oleh Pakubuwono X.
Saat berkeliling, Kebo Bule selalu mengikuti di belakangnya.
Karena rutinitas yang kerap dilakukan tersebutlah kemudian berubah menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan oleh kerabat keraton hingga saat ini.
Karena Kebo Bule selalu membersamai saat tradisi dilakukan, maka kemudian identik dengan sebutan Kebo Bule Kyai Slamet.
Baca juga: Menilik Gerbong Bersejarah Peninggalan Pakubuwono X di Alun-alun Kidul Keraton Surakarta
3. Berperan Menentukan Lokasi Keraton Surakarta
Setelah berhasil merebut kembali Keraton Kartasura, Pakubuwono II hijrah dari Kartasura ke Desa Sala (cikal bakal Solo) pada 20 Februari 1745.
Terpilihnya Desa Sala sebagai lokasi kerajaan yang baru ternyata ada peran Kebo Bule.
Saat pemindahan kerajaan dilakukan, kerbau ini dilepas dan dibiarkan berjalan sendiri hingga akhirnya berhenti di tempat yang kini menjadi lokasi Keraton Kasunanan berdiri.
4. Dipercaya Membawa Berkah
Kebo Bule ini dianggap membawa berkah dan keselamatan dari Yang Maha Kuasa.
Oleh karena itu, kedatangan Kebo Bule selalu dinantikan.
Banyak warga yang berusaha untuk memegang hingga mengambil air jamasan.
Bahkan, ada pula yang berbondong-bondong mengambil kotoran Kebo Bule yang terjatuh saat kirab lantarna dipercaya memiliki khasiat tertentu.
Baca juga: Mengenal Abdi Dalem Keraton Surakarta, Wujud Kesetiaan dan Ketulusan dalam Mengabdi
5. Punya Makna Khusus yang Mendalam
Kebo Bule memiliki makna tersendiri.
Hewan ini bertindak sebagai lambang rakyat kecil utamanya kaum petani.
Kebo Bule juga menjadi simbol penolak bala karena kerbau dipercaya memiliki kepekaan dalam mengusir roh jahat dan atau mampu menghilangkan niatan buruk.
Selain itu, meski kerbau identik dengan hewan bodoh, justru inilah yang dijadikan sebagai pengingat bahwa sebagai manusia yang berakal budi haruslah menjadi manusia yang pintar dan jangan sampai bertindak serta berpikir bodoh selayaknya kerbau.
Baca juga: 6 Soto Banjar Enak di Solo, Rekomendasi Tepat untuk Makan Siang
Simak artikel lainnya seputar Keraton Kasunanan Surakarta di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.