Breaking News:

Sederet Fakta Menarik Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta, Termasuk Peserta Dilarang Berbicara

Acara kirab Malam 1 Suro yang digelar di Keraton Surakarta memang memiliki banyak fakta yang menarik untuk dibahas, yuk simak berikut ini.

TRIBUN JATENG /Galih Permadi
Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta. Acara kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta memang memiliki banyak fakta yang menarik untuk dibahas. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun Baru Hijriyah atau bagi masyarakat Jawa di Indonesia lebih dikenal dengan Malam 1 Suro merupakan momen yang amat sakral.

Pada malam ini, masyarakat Jawa di Indonesia melakukan berbagai macam ritual tergantung dengan daerahnya masing-masing.

Kirab Malam 1 Suro (1 Muharram 1425 Hijriah) di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/11/2013) dini hari yang mengarak kebo bule Kyai Slamet.
Kirab Malam 1 Suro (1 Muharram 1425 Hijriah) di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/11/2013) dini hari yang mengarak kebo bule Kyai Slamet. (TRIBUN JATENG/Galih Permadi)

Seperti halnya Malam 1 Suro di Keraton Surakarta yang ditandai dengan berlangsungnya kirab.

Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.

Baca juga: 11 Tradisi Malam 1 Suro Tahun Baru Islam di Indonesia, Ada Kirab Kebo Bule yang Populer di Solo

Nyatanya, acara kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta memang memiliki banyak fakta yang menarik untuk dibahas.

Apa saja? Yuk simak sederet fakta menarik Malam 1 Suro di Keraton Surakarta yang telah dirangkum dari laman Pemkot Solo.

1. Tradisi turun-temurun

Kirab Malam 1 Suro merupakan tradisi turun-temurun di Keraton Kasunanan Surakarta yang telah berusia ratusan tahun.

Sejarah kirab Malam 1 Suro berasal dari rutinitas Raja Pakubuwono X yang memerintah dari tahun 1893 hingga 1939.

Setiap Selasa dan Jumat kliwon, Pakubuwono X rutin berkeliling tembok Baluwarti berdasarkan penanggalan Jawa.

Baca juga: Mengenal Abdi Dalem Keraton Surakarta, Wujud Kesetiaan dan Ketulusan dalam Mengabdi

2 dari 4 halaman

Rutinitas Pakubuwono X tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan oleh kerabat Keraton Solo hingga sekarang.

Makna dari kirab ini adalah masyarakat meminta keselamatan dan sarana introspeksi agar menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Kirab kebo bule saat perayaan malam 1 Sura di Solo, Kamis (15/10/2015)
Kirab kebo bule saat perayaan malam 1 Sura di Solo, Kamis (15/10/2015) (KOMPAS.COM/ M Wismabrata)

2. Identik dengan Kebo Bule

Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta tidak dapat dipisahkan dari kebo bule.

Pasalnya, kerbau bule bisa dibilang sebagai tokoh utama dalam ritual ini.

Kebo bule yang dimaksud bernama Kyai Slamet.

Nama tersebut diambil dari salah satu pusaka berupa tombak milik Keraton Surakarta yang sering dibawa oleh Pakubuwono X saat berkeliling tembok Baluwarti setiap Selasa dan Jumat kliwon.

Baca juga: Menilik Alun-alun Keraton Surakarta, Kawasan Penuh Sejarah dan Warisan Budaya di Kota Solo

Nah, kebo bule senantiasa mengikuti dengan setia di belakang Pakubuwono X saat berkeliling.

Karena kebo bule selalu mendampingi saat ritual ini dilakukan, kemudian diberi nama kebo bule Kyai Slamet.

Kehadiran Kebo bule ini dipercaya membawa anugerah dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selalu dinantikan dengan penuh harap oleh masyarakat.

Barisan kebo bule memimpin Kirab Malam Satu Suro di Keraton Solo, Kamis (21/9/2017).
Barisan kebo bule memimpin Kirab Malam Satu Suro di Keraton Solo, Kamis (21/9/2017). (TribunJateng/Akbar Hari Mukti)
3 dari 4 halaman

3. Rute kirab

Pada saat kirab Malam 1 Suro, ribuan orang memadati sepanjang rute kirab.

Biasanya, kirab dimulai pada pukul 23.00 WIB.

Rute kirab umumnya dimulai dari Keraton Surakarta, menuju Jalan Pakoe Boewono-Bundaran Gladag, lalu Jalan Jenderal Sudirman.

Baca juga: Menilik Gerbong Bersejarah Peninggalan Pakubuwono X di Alun-alun Kidul Keraton Surakarta

Selanjutnya, kirab memutar di sekitar Benteng Vastenburg ke arah timur melalui Jalan Mayor Kusmanto, kemudian berbelok ke arah selatan melintasi Jalan Kapten Mulyadi, dan melanjutkan perjalanan ke arah barat memasuki Jalan Veteran.

Kirab berlanjut ke arah utara melintasi Jalan Yos Sudarso, kemudian berbelok ke arah timur melalui Jalan Slamet Riyadi, dan di Bundaran Gladag berbelok kanan (ke arah selatan) untuk kembali masuk ke dalam keraton.

4. Pakaian peserta kirab

Semua peserta kirab Malam 1 Suro mengenakan pakaian berwarna hitam.

Kirab Malam Satu Suro Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (11/9/2018) malam.
Kirab Malam Satu Suro Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (11/9/2018) malam. (TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI)

Peserta pria mengenakan busana adat Jawa berwarna hitam atau busana Jawi jangkep.

Sementara itu, peserta wanita mengenakan kebaya berwarna hitam.

4 dari 4 halaman

Kebo bule beserta pawangnya berada di barisan paling depan.

Kemudian, diikuti oleh barisan abdi dalem, putra-putri raja dan kerabat Keraton Surakarta yang membawa pusaka keraton.

5. Peserta dilarang berbicara

Selama prosesi kirab berlangsung, peserta kirab dilarang berbicara satu sama lain.

Ritual tersebut dikenal sebagai tapa bisu.

Hal ini memiliki makna sebagai perenungan diri terhadap apa yang telah dilakukan selama setahun yang telah berlalu.

Baca juga: 5 Fakta Unik Kebo Bule yang Diarak saat Kirab Malam 1 Suro, Ternyata Pengawal Pusaka Kerajaan

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
SoloKeraton Surakartamalam 1 Surofakta menarik Soto Kwali Beskap Irdawati, S.Kep.,Ns.,M.Si.Med
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved