TRIBUNTRAVEL.COM - Saat bepergian naik pesawat, tidur mungkin bisa menjadi solusi untuk membunuh waktu selama penerbangan.
Terlebih ketika penerbangan jarak jauh, banyak penumpang tentu memilih untuk tidur di pesawat.

Namun, seorang pramugari bernama Bobbie Laurie mengungkapkan bahwa tidur adalah hal terakhir yang dia lakukan sewaktu perjalanan.
Tetap terjaga selama penerbangan ternyata dapat membuat penumpang mengatasi jetlag, mengutip laman Daily Star, Jumat (29/9/023).
Baca juga: Anaknya Kena Alergi Parah, Penumpang Sebut Pramugari Sajikan Kacang di Pesawat
Sebagaimana diketahui, jet lag adalah saat pola tidur normal terganggu usai penerbangan panjang.
Biasanya orang yang terkena jet lag akan membaik dalam beberapa hari saat tubuh menyesuaikan diri dengan zona waktu baru.
Gejala jet lag bisa saja merasa lelah, pening hingga mual.
Beberapa orang bahakn merasa liburannya hancur karena yang ingi mereka lakukan hanyalah tidur saat tiba di tujuan.
Bobbie menyarankan untuk segera tidur setelah kedatangan atau istirahat semalam dalam beberapa kasus.
Baca juga: Nasib Sial Penumpang Pesawat, Liburannya Kacau dan Terdampar di Bandara karena Penerbangan Dialihkan
Kemudian disarankan juga untuk langsung menyesuaikan jam dengan zona waktu setempat.
Bobbie turut menyarankan agar tetap terjaga selama penerbangan.
Dengan demikian, penumpang akan merasa lelah dan dapat langsung tidur usai tiba di akomodasi tujuan.

Jika datang pada siang hari dan berencana untuk tidur siang, pasanglah alarm agar tak terlalu lama.
Ia juga menyarankan untuk mencoba bangun pada waktu normal di keesokan harinya daripada tergoda untuk tidur.
Sebab hal tersebut hanya menunda penyesuaian zona waktu yang baru.
Baca juga: Pasangan Perawat Selamatkan Nyawa Penumpang Pesawat yang Henti Napas, Wajah Sempat Membiru
Seorang ahli menyatakan bahwa waktu yang dipilih untuk mendarat di tujuan liburan juga penting.
Dr Deborah Lee , dari Dr Fox Online Pharmacy mengatakan, "Jet lag diketahui lebih buruk bagi mereka yang bepergian ke timur dibandingkan mereka yang bepergian ke barat.
"Hal ini diduga karena ketika bepergian ke timur, waktu tidur tiba lebih awal (misalnya jam 11 malam di Paris adalah 5 sore di Miami), dan lebih sulit untuk tidur lebih awal dari waktu biasanya," imbuhnya.

Baca juga: Viral Video di Tiktok Penumpang Pesawat Merinding Melihat Perbandingan Langit Jogja dengan Jakarta
Dia juga menyarankan untuk menghindari alkohol saat terbang atau terlalu banyak minum teh dan kopi.
Dr Deborah berkomentar, "Alkohol menekan produksi melatonin, sehingga mengganggu ritme sirkadian.
"Awalnya mungkin membuat mengantuk, tetapi alkohol dipecah dalam tubuh menjadi asetaldehida, yang merupakan stimulan," jelasnya.
Tidak hanya itu, kafein adalah stimulan psikoaktif.
Kafein menyebabkan kewaspadaan dan sering digunakan untuk melawan kantuk pada mereka yang perlu tetap terjaga.
Artinya, kedua zat tersebut dapat memengaruhi siklus tidur dan kemampuan untuk tertidur sehingga merupakan ide yang buruk untuk dikonsumsi karena berisiko mengalami jet lag.
Baca juga: Pramugari Sarankan Penumpang Pesawat Pakai Kacamata Hitam Sesaat Setelah Mendarat, Ini Alasannya
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.