Breaking News:

Kenapa Sejumlah Maskapai Terbang dengan Rute Segitiga? Ini Alasannya

Sebagian besar maskapai penerbangan akan selalu memilih untuk terbang dengan rute nonstop dengan jadwal penuh.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Nurul Intaniar
hopperatx.com
Ilustrasi Pesawat terbang. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebagian besar maskapai penerbangan akan selalu memilih untuk terbang dengan rute nonstop dengan jadwal penuh, tetapi ini tidak terlalu memungkinkan pada rute sekunder.

Beberapa kota tidak memiliki populasi untuk membuat rute nonstop langsung yang menguntungkan maskapai penerbangan.

Inilah yang membuat sejumlah maskapai penerbangan melayani rute segitiga untuk meningkatkan jumlah penumpang mereka.

Istilah rute segitiga mungkin masih asing bagi traveler yang jarang bepergian menggunakan pesawat terbang.

Dilansir dari laman Simple Flying, Rabu (17/3/2021), rute segitiga sering melibatkan pemberhentian dua kali dalam perjalanan udara.

Baca juga: Serang Pramugari dan Buang Air Kecil di Pesawat, Penumpang Mabuk Didenda hingga Rp 3 Miliar

Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu.
Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu. (Flickr.com/ Bernal Saborio)

Jadi pesawat akan lepas landas dari kota keberangkatan dan terbang ke pemberhentian pertama.

Setelah mendarat, pesawat akan menurunkan penumpang dan mengambil penumpang baru sebelum menuju ke pemberhentian kedua.

Sesampainya di sana, pesawat kembali bongkar muat sebelum terbang kembali ke bandara semula.

Keuntungan Rute Segitiga

Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa rute segitiga ini menyediakan layanan yang lebih sering daripada yang biasanya tersedia.

2 dari 3 halaman

Maskapai juga mendapatkan keuntungan karena membantu mereka mengangkut lebih banyak penumpang dengan menggabungkan dua rute pendek menjadi satu.

Sisi negatifnya bagi pelanggan adalah penumpang yang terbang ke perhentian kedua pesawat harus duduk dengan sabar dan menunggu sementara penumpang turun dan naik.

Selain itu, sisi negatif dari rute segitiga adalah sulitnya menyeimbangkan ketersediaan selama periode puncak perjalanan seperti saat Natal.

Rute Segitiga Meningkat Saat Pandemi

Sebelum Covid-19, dan penurunan besar-besaran penumpang, maskapai penerbangan di Amerika Serikat lebih suka mengoperasikan pesawat yang lebih kecil di rute sekunder mereka.

Rute segitiga bagaimanapun telah menjadi mode ketika maskapai penerbangan meminta bantuan keuangan kepada pemerintah.

Karena adanya penurunan permintaan penerbangan, maskapai segera mengurangi operasi mereka dengan memotong penerbangan dan frekuensi.

Ada kekhawatiran maskapai akan berhenti terbang ke bandara yang lebih kecil di daerah pedesaan karena kekurangan penumpang.

Hal ini diungkapkan oleh Anggota Parlemen di Washington yang memasukkan ketentuan dalam Undang-Undang CARES untuk memastikan maskapai penerbangan yang menerima bantuan pemerintah tidak dapat membatalkan rute.

Tonton juga:

3 dari 3 halaman

Ketentuan tersebut mengatakan bahwa setiap maskapai penerbangan yang menerima dukungan pemerintah harus terus terbang ke semua pasar yang dilayaninya sebelum pandemi.

Beberapa maskapai penerbangan menerima ketentuan tersebut dan segera mencari cara untuk mengakali aturan tersebut.

Baca juga: Aturan Terbaru Naik Pesawat untuk Kunjungan ke Bali, Termasuk Wajib Isi eHAC, Apa Itu?

Baca juga: Pesawat Antonov An-26 Turboprop Jatuh di Kazakhstan, 4 Penumpang Tewas

Baca juga: Biarkan Tegak! Pramugari ini Ungkap Alasan Keamanan soal Kursi Pesawat yang Tak Boleh Direbahkan

Baca juga: Sering Terjadi, Bagaimana Crosswinds yang Kuat Mempengaruhi Pendaratan Pesawat Terbang?

Baca juga: 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Traveler saat Bepergian, Termasuk Ketinggalan Pesawat

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Baca selengkapnya soal artikel Pesawat lainnya di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
maskapai penerbanganpesawatAmerika Serikat Quincy Jones Pager (Beeper) Yeti Airlines Batik Air Brittney Griner
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved