Breaking News:

Melihat Pameran Affandi dan Pangeran Diponegoro di Pekan Kebudayaan Nasional 2020

Pekan Kebudayaan Nasional 2020 telah diresmikan Presiden Jokowi dan akan digelar hingga 30 November mendatang.

Traveler/Laura Ariesta
Pameran Imersif Affandi di Pekan Kebudayaan Nasional 2020 

Laporan : Laura Ariesta, Traveler dari Depok Jabar

TRIBUNTRAVEL.COM - Presiden Jokowi telah secara resmi membuka Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 yang diselenggarakan secara daring.

Acara tahunan tersebut untuk kali ini akan digelar cukup lama mulai 31 Oktober-30 November 2020.

Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ini akan menjadi sebuah perhelatan tradisi daring terbesar di dunia yang bisa diikuti oleh semua kalangan usia.

Seperti yang diketahui, Pekan Kebudayaan Nasional 2020 melibatkan 4791 seniman untuk memeriahkan acara.

Nah dari sekian banyak acara yang turut memeriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 yaitu ada pameran Imersif Affandi yang mengusung tema 'Alam Ruang Manusia'.

Pameran Imersif Affandi ini digelar di Galeri Nasional Indonesia yang berlangsung mulai 26 Oktober-25 November 2020.

Baca juga: Tak Lama Lagi, Kemendikbud Akan Gelar Pekan Kebudayaan Nasional 2020 Secara Daring

Pameran Imersif Affandi di Pekan Kebudayaan Nasional 2020
Pameran Imersif Affandi di Pekan Kebudayaan Nasional 2020 (Traveler/Laura Ariesta)

Ketika melihat pameran Imersif Affandi, pengunjung dapat melihat kembali perjalanan hidup Affandi (1907-1990) melalui karyanya yang disajikan dalam bentuk video mapping projection.

Dalam video mapping tersebut ditampilkan sekira 97 lukisan karya Affandi yang begitu elok.

Pengunjung dapat melihatnya sambil berdiri dan bebas berkeliling ruangan.

2 dari 4 halaman

Ruang pameran Imersif Affandi ini tersedia 28 proyektor yang memantulkan seluruh karyanya di semua sisi dinding, sehingga pengunjung dapat menikmatinya dari berbagai sudut.

Pameran Imersif Affandi di Pekan Kebudayaan Nasional 2020
Pameran Imersif Affandi di Pekan Kebudayaan Nasional 2020 (Traveler/Laura Ariesta)

Tidak hanya bisa melihat karyanya saja, Laura mengatakan jika semua pengunjung bebas mengambil foto tanpa menggunakan blitz.

Tak sampai di situ saja, pengunjung yang sudah puas melihat video mapping akan diarahkan menuju ruang pamer lukisan.

Ruangan tersebut khusus untuk memajang 15 lukisan Affandi yang berjudul Ibuku, Potret diri dan Pipanya, Sapi Lanang, Topeng (Barong Landung), Pengemis, Perahu-Perahu, Barong Melis, Si Hitam dan Si Putih, Pohon dan Andong, Pemandangan di Pegunungan, hingga Bunga Matahari 1.

TONTON JUGA:

Selain pameran Imersif Affandi, ada juga pameran lain yang tidak kalah menariknya yaitu pameran Pusaka Pangeran Diponegoro: Pamor Sang Pangeran, yang berlangsung di Museum Nasional Indonesia dari tanggal 28 Oktober-26 November 2020.

Pameran yang satu ini dikemas lebih kekinian dan modern yang tersaji dalam bentuk storytelling lengkap dengan video mapping dan komik manga ala Jepang.

Untuk pameran ini, semua pengunjung dipandu oleh lelaki muda pembawa strorytelling berpakaian lurik Jawa.

Dia bertugas memperlihatkan pada semua pengunjung sebuah buku besar yang di dalamnya berisi lembaran kosong putih.

Namun bentuk kertasnya tidak sama, disesuaikan dengan pantulan proyektor yang menayangkan video ke kertas tersebut.

Pembawa strorytelling berpakaian lurik Jawa dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2020
Pembawa strorytelling berpakaian lurik Jawa dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2020 (Traveler/Laura Ariesta)
3 dari 4 halaman

Video itu berisi cuplikan kisah Sang Pangeran dengan style komik manga Jepang.

Sang pembawa cerita membaca teleprompter di belakang pengunjung sambil membalik kertas-kertas kosong tersebut.

Pria itu membawakannya dengan teknik teatrikal diiringi sound system hingga suaranya begitu jelas.

Seusai menyaksikan acara ini, pengunjung diarahkan menuju sebuah ruangan pameran bernuansa gelap untuk melihat pusaka-pusaka Pangeran Diponegoro yang pernah dirampas Belanda.

Semua pusaka itu dipamerkan secara rapi, mulai dari Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman, Payung Kebesaran Diponegoro, Pelana Kuda Kanjeng Kiai Gentayu, Tombak Kanjeng Kiai Rondhan, dan Tombak Kanjeng Kiai Cokro.

Pangeran Diponegoro bersama kudanya, Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram
Pangeran Diponegoro bersama kudanya, Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram (Traveler/Laura Ariesta)

Terdapat juga Babad Diponegoro (1831-1832), yakni otobiografi yang dituliskan Sang Pangeran pada awal pengasingannya di Manado.

Yang tak kalah menarik ialah ditayangkan Pangeran Diponegoro bersama kudanya, Kanjeng Kiai Gentayu dalam bentuk hologram.

Menurut keterangan petugas di sana, ukuran Sang Pangeran dan kudanya dalam hologram tersebut adalah ukuran aslinya.

Dalam tayangan hologram tersebut, Sang Pangeran tampak mengelus-elus kuda kesayangannya.

Lalu ada juga foto-foto dan sketsa Diponegoro hasil karya seniman dalam periode 1807-2019 yang disajikan dalam bentuk video.

4 dari 4 halaman

Bagi semua pengunjung yang ingin melihat kedua pemeran ini dapat mendatangi lokasinya secara langsung dan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

Acara tersebut membatasi jumlah pengunjung 20-25 orang tiap sesi, dan per hari hanya membuka 5-6 sesi saja.

Untuk dapat menyaksikannya, pengunjung harus registrasi secara online di website pkn.id.

Sebelum memasuki ruang pameran, setiap pengunjung diharuskan menscan barcode yang telah dikirimkan secara online melalui alamat email.

Pengunjung hanya dapat memasuki ruangan pameran di jam yang telah dipilih.

Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. TribunTravel.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ini, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Baca juga: 5 Kebudayaan Tiongkok yang Paling Menarik Perhatian Turis, Termasuk Bersendawa Sebagai Rasa Puas

Baca juga: 5 Kebudayaan Unik di Sejumlah Negara di Dunia, Ada Kebiasaan Liburan di Pantai Tanpa Baju

Baca juga: Heboh Anggaran 5 M dan Kadis Pariwisata DKI Mundur, Anies Pisahkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Baca juga: 5 Perpustakaan Zaman Kuno di Dunia Ini Cerminkan Peradaban dan Kebudayaan yang Maju

Baca juga: Serem atau Penasaran? Punya Mitos Ajaib, Inilah 4 Dusun di Jogja yang Punya Kebudayaan Unik

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comPangeran Diponegoro Pesanggrahan Pracimoharjo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved