Laporan : Laura Ariesta, traveler dari Depok Jabar
TRIBUNTRAVEL.COM - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) akan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 di tengah pandemi Covid-19.
Kali ini PKN 2020 akan tetap digelar namun secara daring atau online.
PKN 2020 digelar selama satu bulan terhitung mulai dari 31 Oktober - 30 November 2020.
Berdasarkan pantauan TribunTravel dari situs resmi PKN 2020, PKN 2020 diselenggarakan di bawah Tema Utama “Ruang Bersama Indonesia Bahagia” dengan narasi yang menekankan pada “penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan” (Culture Resilience).
Tentu tidak mudah mengubah konsep ini.
Bahkan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, kerap mendapatkan pertanyaan, mengapa di era sulit ini tetap mengadakan PKN 2020.
Baca juga: Heboh Anggaran 5 M dan Kadis Pariwisata DKI Mundur, Anies Pisahkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
"Justru di masa sulit pandemi, kemudahan harus tetap ada," tegasnya pada Taklimat Media PKN 2020 secara virtual, Jumat (23/10/2020).
Hilmar mengatakan, awalnya PKN 2020 ini akan diadakan secara luring, seperti tahun lalu yang berlangsung pada tanggal 7-11 Oktober yang sukses mendatangkan sekitar 250 ribu pengunjung.
Namun adanya pandemi Covid-19, cukup banyak agenda kesenian yang tertunda.
Hingga akhirnya diputuskan bahwa PKN 2020 tetap berlangsung dan membuat sekira 4.791 seniman, pekerja kreatif, dan pelaku budaya seolah 'buka puasa' setelah sekian lama mereka jobless.
Ini diceritakan oleh Sri Hartini, Koordinator Umum PKN 2020, "Para seniman itu bilang ke saya, sampaikan terima kasih kami ke Pak Dirjen, karena tetap mengadakan PKN, kami sudah 7-8 bulan tidak manggung, sampai lupa rasanya manggung".
Akan tetapi di tengah pandemi Covid-19 ini menjadikan pihak penyelenggara dan seniman yang terlibat semakin kreatif.
Untuk penyesuaian era new normal, mereka memadukan kebudayaan dengan teknologi seperti contohnya program kompetisi permainan rakyat dan olahraga tradisional yang diikuti oleh anak-anak serta remaja seluruh Indonesia.
Zaini Alif yang dikenal sebagai Bapak Permainan Tradisional sekaligus menjadi kurator program PKN 2020 mengungkap kekagumannya saat melakukan uji coba.
Ada sekira 300 anak bangsa hingga anak warga asing ikut serta dalam permainan kelompok.
"Kompetisi di era pandemi ini menawarkan sesuatu yang baru. Karena harus memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, masing-masing kelompok bisa bermain di lokasi atau wilayah yang berbeda-beda, namun secara bersamaan, dilakukan secara virtual, dan bisa ditentukan siapa pemenangnya," katanya.
TONTON JUGA:
Dilihat dari situs resmi PKN 2020, Rabu (28/10/2020), protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan WHO memiliki banyak kaitan dengan akar tradisi sehat di nusantara.
Tradisi mencuci tangan, tradisi tolak bala, tradisi mengisolasi diri, tradisi bersih desa, semuanya mengajarkan tentang relasi manusia dengan alam dan pengaruhnya kemudian pada kesehatan dan kekuatan tubuh manusia dan lingkungan sosialnya.
Selain memperkenalkan jenis permainan rakyat dan olahraga tradisional, mereka juga memperkenalkan ikonik daerah masing-masing.
Misalnya ada yang mengambil lokasi di depan candi, depan danau, sekitar air terjun, atau area hijau lainnya.
Seperti dilaporkan, tujuan kompetisi tersebut bukanlah untuk mengetahui siapa pemenangnya maupun siapa yang kalah, melainkan untuk tujuan kebersamaan, persahabatan, hingga keberagaman.
Selain itu melatih jiwa kerja sama, gotong royong, sikap sportif, dan semangat pantang menyerah meski sedang dilanda pandemi Covid-19.

Nah PKN 2020 nanti akan menghadirkan sejumlah kompetisi yang begitu menarik, seperti berikut ini:
1. Egrang Kreasi Gerak untuk umum
2. Egrang Halang Rintang untuk setingkat SMP
3. Bolak-Balik Balok (BBB) untuk setingkat SMP
4. Lomba Bakiak Kreasi (Lobak) untuk setingkat SMP
5. Congklak Virtual untuk setingkat SMP
6. Papancakan Tertinggi (Lompati) untuk umum
7. Satu Menit Permainan Tradisional untuk umum
Tertarik ingin mengikuti pagelaran PKN 2020? Kamu bisa mendaftarkan diri dengan mengakses link ini.
Regristasi ini diperlukan untuk menentukan hari dan jam kunjungan bagi para wisatawan.
Sementara itu pengunjung juga bisa menikmati pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional Indonesia dan pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional Indonesia.
Namun jumlah pengunjung akan dibatasi tiap harinya dengan menyediakan lima sesi di mana per sesinya akan diisi 20-25 orang.
Baca juga: Perbaiki Struktur Bangunan, Dinas Kebudayaan DIY Rehabilitasi Plengkung Gading dan Plengkung Wijilan
Baca juga: 5 Kebudayaan Tiongkok yang Paling Menarik Perhatian Turis, Termasuk Bersendawa Sebagai Rasa Puas
Baca juga: 5 Kebudayaan Unik di Sejumlah Negara di Dunia, Ada Kebiasaan Liburan di Pantai Tanpa Baju
Baca juga: 5 Perpustakaan Zaman Kuno di Dunia Ini Cerminkan Peradaban dan Kebudayaan yang Maju
Baca juga: Batik 3 Negara yang Dipengaruhi 3 Kebudayaan, Selalu Pakai Warna Merah, Biru, dan Cokelat
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)