TRIBUNTRAVEL.COM - Satu pertanda bahwa perayaan Tahun Baru Imlek telah tiba adalah dengan mulai banyaknya kue keranjang yang beredar di pasaran.
Sajian yang selalu tersedia pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah kue keranjang atau nian gao.
Menikmati kue keranjang pada momen ini juga dianggap sebagai sebuah keberuntungan.
Kue keranjang yang memiliki nama mandarin Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian disebut Ti Kwe (甜棵) yangmerupakan salah satu makanan khas Tahun Baru Imlek yang populer di Indonesia.

Nama keranjang diberikan pada kue ini karena pada saat proses pembuatannya kue keranjang ini dicetak pada wadah yang berbentuk keranjang.
Kue yang terbuat dari bahan dasar tepung ketan dan gula ini memiliki tekstur lengket dan biasanya digunakan untuk sembayang pada leluhur oleh masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia.
Namun, bagaimana asal usul dari kue ini dan apa makna kehadiran kue keranjang pada saat perayaan Tahun Baru Imlek?
Berikut beberapa cerita hingga legenda yang menceritakan asal usul dari kue keranjang :
1. Legenda Raksasa Nian
Menurut mitos populer, pada zaman dahulu, di daratan Cina ada seekor raksasa yang menghuni gua di sebuah gunung bernama “Nian”.
Saat lapar. raksasa tersebut kerap keluar dari gunung untuk berburu hewan untuk dimakan.
Namun saat musim dingin banyak hewan-hewan di gunung berhibernasi, “Nian” akhirnya turun ke desa-desa untuk mencari korban untuk ia jadikan makanan.
Hal tersebut membuat semua penduduk desa hidup dalam ketakutan.
Namun suatu hari seorang penduduk bernama “Gao” memiliki ide untuk membuat sebuah kue dengan campuran tepung ketan dan gula lalu meletakkannya di depan pintu.
Hal ini membuat Nian yang awalnya hendak mencari penduduk untuk di mangsa malah menyantap kue-kue tersebut hingga kenyang dan kemudian meninggalkan desa.
Semenjak saat itu, untuk mengenang jasa Gao, maka penduduk desa mulai membuat kue setiap musim dingin dan menamakan kue tersebut “Nian Gao”.
2. Hidangan Kesukaan Dewa
Legenda lain juga menceritakan bahwa kue keranjang awalnya merupakan hidangan yang ditujukan untuk menyenangkan Dewa Tungku (Cau Kun Kong) agar memberikan kabar baik dan menyenangkan saja kepada Raja Surga (Giok Hong Siang Te).
3. Kue Keranjang Sebagai Dinding
Kisah lain yang dikaitkan dengan keberadaan kue keranjang terjadi sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Pada saat itu, seluruh negara terbagi menjadi beberapa kerajaan kecil.
Salah satunya, Kerajaan Wu dengan ibu kota Suzhou.
Suzhou dibangun dengan dinding yang sangat kokoh sehingga Kerajaan Wu dianggap aman.
Meskipun demikian, Perdana Menteri Wu Zixu tetap khawatir.
Ia berpendapat bahwa dinding yang kuat juga bisa menjadi penghalang yang keras bagi mereka yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, dibangunlah sebuah tembok yang terbuat dari batu bata khusus, yaitu tepung beras ketan.
Batu bata ini memberikan perlindungan sekaligus menjadi makanan penyelamat ketika orang yang berlindung dilanda kelaparan.
Sejak itu, kue keranjang disajikan setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu.(*)
• Rekayasa Lalu Lintas dan Kantong Parkir Car Free Night Kawasan Pasar Gede Solo saat Malam Imlek
• 10 Kuliner Enak Singkawang cocok Dinikmati saat Liburan Tahun Baru Imlek 2020
• 9 Promo Imlek 2020 dari Hotel-hotel di Jakarta, Mampir ke Gran Melia Hotel Jakarta
• Kue Keranjang Sido Makmur Tegal Banyak Dipesan Jelang Tahun Baru Imlek, Per Hari Produksi 2 Kuintal
• Inilah Kue Keranjang Nyonya Lauw, Banyak Dicari Jelang Tahun Baru Imlek
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunsolotravel.com dengan judul Beberapa Mitos Hingga Legenda Asal Usul Kue Keranjang Dalam Perayaan Tahun Baru Imlek