Tetapi dari semua yang ada, Fort Rotterdam merupakan yang termegah dan juga tetap terpelihara.
Dulunya yang membangun tempat benteng ini adalah Raja Gowa ke 10 dengan nama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung.
Dia juga disebut dengan nama Karaeng Tunipalangga Ulaweng.
Tetapi saat itu bentuk dari benteng ini memang belum seperti sekarang.
Baca juga: Attayang Sunset Meriahkan Anjungan Pantai Losari di Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan Tiap Bulan
Bentuk awalnya adalah benteng segi empat seperti kebanyakan benteng lainnya yang bergaya Portugis. Tidak ada perubahan yang berarti hingga tahun 1634.
Barulah adanya perubahan bentuk ini terjadi tanggal 9 Agustus 1634 yang mana pada tahun tersebut adalah pada masa Sultan Gowa ke 14 dan bernama I Mangerangi Daeng Manrabbia.
Ia memiliki gelar sebagai Sultan Alauddin.
Beliau mulai membuat dinding dari batu padas hitam dan didatangkan dari daerah Maros.
Kemudian ada perubahan lagi di tahun 1635 tepatnya tanggal 23 Juni.
Di tahun inilah dibangun lagi sebuah dinding kedua yang ada di dekat pintu gerbang.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Pantai Ujung Batu di Barru, Sulawesi Selatan & Panduan Rute dari Makassar
Benteng Fort Rotterdam
Tetapi pada akhirnya benteng ini ternyata mengalami kehancuran ketika Belanda menyerang berkali-kali di tahun 1655 hingga 1669.
Pada saat itu Kesultanan Gowa dipimpin oleh Sultan Hasanuddin.
Penyerangan benteng memiliki tujuan untuk bisa menguasai jalur perdagangan rempah-rempah yang ada di Makassar dan membuka jalur perdagangan Banda dan Maluku.
Disebutkan bahwa benteng ini sempat hancur dan Kesultanan Gowa kalah.
Baca tanpa iklan