Tetapi karena lokasinya strategis akhirnya dibangun kembali oleh Gubernur Jendral Speelman yang membangunnya dengan gaya arsitektur Belanda.
Bentuknya hingga saat ini bisa kamu lihat.
Sebelumnya memang bentuk benteng adalah segi empat dengan empat bastion juga.
Kemudian diubah dan ditambahkan satu bastion di sebelah barat.
Namanya pun diubah menjadi Benteng Fort Rotterdam yang merupakan nama dari tempat kelahiran si Speelman.
Dulunya di masa kolonial, benteng ini menjadi pusat pemerintahan Belanda tepatnya di area timur Indonesia.
Koleksi di Benteng Rotterdam
Benteng Fort Rotterdam memiliki beberapa saksi bisu akan sejarah Indonesia.
Seperti adanya Museum La Galigo sampai tempat dimana Pangeran Diponegoro yang pernah ditahan ada di Benteng Fort Rotterdam.
Ketika kamu datang, maka dipersilakan untuk mengisi buku tamu dan tujuan kunjungan seperti apa.
Ada beberapa bangunan yang digunakan sebagai museum cagar budaya di dalam benteng.
Bangunan ini masuk dalam pengawasan kantor Badan balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.
Termasuk juga lima bastion Benteng Fort Rotterdam yang memiliki ciri khas bangunan tersebut.
Dari kelima bastion ini adalah Bastion bacan yang ada di sebelah barat tepatnya di bagian tengah benteng.
Ada juga Bastion Buton di sudut barat laut, Bastion Amboina juga yang ada di sudut tenggara serta Bastion Mandarasyah yang ada di sudut timur laut.
Baca tanpa iklan