Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Lebih dari Sekadar Perabot, Yukayu Karya Octafianti Hadirkan Estetika Kayu untuk Penggemar Seni

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mangkuk kayu, karya seni dekoratif untuk perabot dapur.

Dalam setiap produknya, terselip keunikan dan cita rasa estetika yang tinggi.

Meski Octafianti mengaku belum secara eksplisit mengangkat tema budaya tertentu, nilai-nilai tradisional tetap hidup dalam proses produksinya.

“Bisa dibilang ini bentuk modern dari tradisi kerajinan tangan. Ada unsur klasik dan unik yang tidak kami temukan pada produk massal,” tuturnya.

Baca juga: Madu Al Ghozi, Oleh-oleh dari Bandar Lampung Mulai Rp 35 Ribu Aja

Jejak di Industri Kerajinan Nasional

Meski skala produksinya masih tergolong kecil, Yukayu telah memberi kontribusi tersendiri dalam industri kerajinan Indonesia. 

Pada suatu pameran bernama Nacrafo Indonesia, produk Yukayu mendapat respon positif dari sejumlah pelaku industri perhotelan.

“Waktu itu ada tawaran kerjasama dari beberapa hotel dan café. Mereka tertarik menjual atau men-display produk kami di ruang mereka,” ujar Octafianti. 

Produk-produk Yukayu yang tergolong unik dan berkelas tinggi memang lebih cocok untuk keperluan dekoratif maupun pelengkap interior bernuansa alami.

Selain itu, Yukayu juga kerap menerima pesanan souvenir untuk acara pernikahan, seminar, maupun event korporat. 

Item seperti coaster, tatakan gelas, hingga peralatan dapur mini, menjadi favorit karena desainnya yang simpel, fungsional, dan elegan.

Baca juga: Oleh-oleh Murah di Air Terjun Jumog Karanganyar, Harga Mulai Rp 10 Ribu

Tantangan UMKM: Pemasaran dan Pajak

Meski memiliki produk berkualitas, tantangan utama yang dihadapi Yukayu terletak pada aspek pemasaran. 

“Produksi itu hampir semua orang bisa. Yang sulit justru menjualnya. Kami berharap ada lebih banyak dukungan, terutama dalam hal pemasaran dan keringanan pajak,” kata Octafianti, mengungkapkan keresahan umum para pelaku UMKM.

Ia menambahkan bahwa pelaku usaha kecil masih harus bersaing dengan produk-produk impor, terutama dari Tiongkok, yang harganya jauh lebih murah. 

Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga daya saing produk lokal yang handmade.

Halaman
123