TRIBUNTRAVEL.COM - Kalau kamu berkunjung ke Maumere, Flores, jangan lewatkan kesempatan untuk mengenal lebih dekat Tenun Ikat Sikka, warisan budaya yang sudah berdiri sejak tahun 1988.
Kain tradisional ini bukan sekadar kain biasa, tapi sarat makna dan menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Sikka.
Setiap helai benang ditenun dengan tangan penuh ketelatenan, menciptakan motif khas yang kaya filosofi.
Kini, Tenun Ikat Sikka juga berkembang menjadi salah satu wisata budaya populer di Maumere.
Banyak wisatawan datang bukan hanya untuk membeli, tapi juga belajar langsung proses pembuatan tenun dari para pengrajin lokal.
Baca juga: Tenun Lurik Pedan di Klaten Punya Desain Unik, Dibuat Secara Manual untuk Kualitas Terbaik
Warnanya yang cerah dan motifnya yang unik membuat kain ini diminati sebagai oleh-oleh maupun koleksi pribadi.
Selain mendukung ekonomi lokal, mengunjungi sentra tenun juga membuka wawasan tentang tradisi dan kehidupan masyarakat Flores.
Sanggar Budaya
Berwisata ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, tak lengkap jika belum menjelajahi sanggar-sanggar budaya yang memiliki kelompok tenun di antaranya ibu-ibu.
Baca juga: Berawal Bikin Masker, Mamnich Kini Produksi Produk Batik & Tenun yang Jadi Buah Tangan dari Solo
Di sanggar tersebut, wisatawan bisa melihat langsung proses menenun tradisional mulai dari pembuatan benang, pemintalan benang, pewarnaan benang dari warna alami hingga menjadi selembar kain.
Proses panjang penenun menghasilkan kain yang indah dengan motif-motif penuh makna, menjadi suguhan menarik.
Selain itu wisatawan juga bisa belajar cara meracik warna benang dari tanaman.
Sanggar Bliran Sina
Bliran Sina merupakan salah satu sanggar budaya di Kabupaten Sikka terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya.
Baca juga: Lintang Nyuminar: Perpaduan Kulit dan Tenun Lurik dalam Produk Handmade Berkualitas
Berdiri sejak tahun 1988 hingga kini, sanggar budaya ini masih membuat kain tenun ikat secara tradisional.