TRIBUNTRAVEL.COM - Jika liburan ke Klaten, terutama di kawasan Jatinom, akan banyak menemukan penjaja kue apem.
Bukan apem biasa, tentu berbeda dari apem dari daerah lainnya.
Ciri khas apem khas Jatinom terletak pada teksturnya yang lembut dan agak kenyal.
Ini karena apem tersebut dibuat dari tepung beras, gula, dan air tape singkong (kadang dicampur santan).
Baca juga: Harga Tiket Masuk Umbul Pelem Waterpark Terbaru April 2025, Wisata Hits di Klaten dengan Air Alami
Selain itu, ciri khas lainnya terlihat pada warnanya yang cokelat.
Bentuknya biasanya pipih seperti mangkuk kecil, dengan rasa manis dan sedikit asam karena proses fermentasi.
LIHAT JUGA:
Tradisi Yaa Qowiyyu
Apem khas Jatinom sangat erat kaitannya dengan tradisi Yaa Qowiyyu, yang merupakan acara sebaran apem yang telah berlangsung sejak abad ke-16.
Tradisi ini pertama kali diprakarsai oleh ulama besar Kiai Ageng Gribig, yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jatinom.
Yaa Qowiyyu, yang sering disebut juga dengan Saparan, dilaksanakan setiap bulan Safar, dan menjadi momen penting bagi masyarakat Jatinom untuk berkumpul dan berbagi apem sebagai simbol persatuan dan berkah.
Warga dari berbagai daerah di Jatinom biasanya akan datang untuk ikut berebut apem.
Tradisi ini menjadi bagian dari budaya yang dilestarikan hingga sekarang, meskipun kini kue apem dapat ditemukan setiap hari.
Apem Jatinom pun kini mulai jenisnya bervariasi, ada toping cokelat, hingga nangka.
Lalu, di mana menemukan apem khas Jatinom?