Bahan dan pewarna yang digunakan dipastikan aman untuk dikonsumsi karena semua berasal dari bahan makanan.
"Dulu masih belum booming, kemudian ya belajar-belajar ikut pelatihan juga dan sampai diajak ikut mengajar warga-warga, anak anak sekolah," ungkap Nila ditemui di rumah produksi De’ Nil Puding Surabaya, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Sila Tea House: Oleh-oleh Teh Artisan dari Bogor yang Mendunia
Dalam menggambar puding ia hanya butuh waktu beberapa menit, itu karena kebiasaannya yang selama ini dijalani.
Yang butuh waktu lama justru awal membuat puding karena harus menunggu media dasarnya set terlebih dahulu.
Bahan yang digunakan sebagai media dasar adalah jelly dengan rasa sirsak, kemudian untuk bahan suntik mencampurkan jelly dengan susu UHT.
Media canvas jelly bening dan jernih untuk dipadukan dengan ornamen jelly yang cantik sesuai selera.
Baca juga: Belanja Kain Lukis Nasrafa Buat Oleh-oleh dari Solo, dari Jilbab sampai Tas yang Tidak Mudah Luntur
Jelly art menghasilkan gradasi warna serta motif puding jelly di dalam media yang sama.
Nila pun mempraktekkan cara membuat jelly puding art. Pembuatannya membutuhkan teknik, trik, dan latihan yang cukup.
"Memang awal-awal susah tapi setelah latihan terus akan gampang. Kesulitan buat menyuntiknya dengan belajar pakai satu jarum suntik saja. Awalnya sobekannya kemana-kemana, harus sering latihan," sebutnya.
"Suntikan yang biasa saya pakai 10 ml, ada di toko alat kesehatan," tambahnya.
Permainan imajinasi juga diperlukan sebab teknik ini tidak memiliki pola.
Penyuntikannya dari atas ke bawah, namun dapat terlihat keseluruhan ketika posisi puding sudah dibalik.
Saat penyuntikan jelly posisi jarum menunduk dengan cara menyobek sedikit bagian lalu didorong pelan-pelan membentuk kelopak, daun maupun bunga.
Proses memadukan warna pun bertahap.
Seperti saat membuat kelopak, kemudian daun, hingga membuat desain bunga utuh.