Dalam setiap karya ecoprint, Ibu Choirriyah memiliki filosofi unik yang menjadi ciri khas RG Ecoprint.
"Saya lebih suka menggunakan satu jenis daun untuk satu kain, misalnya satu kain dengan motif daun jati atau daun kenikir. Saya tidak campur-campur daun karena lebih terasa alami," ujarnya.
Daun jati sendiri adalah salah satu motif yang paling laris di pasar karena warna dan teksturnya yang khas.
Namun, mengandalkan satu jenis daun dalam setiap kain memiliki tantangannya sendiri.
Ibu Choirriyah harus memastikan bahwa persediaan daun cukup banyak, mengingat ia harus menggunakan satu jenis daun untuk satu kain.
"Kadang agak sulit karena kita membutuhkan banyak daun dari satu jenis. Kalau campur-campur daun, kita bisa lebih fleksibel, tetapi dengan satu jenis daun, stock daunnya harus lebih banyak," tuturnya.
Meski begitu, ia tetap berpegang pada prinsip untuk menjaga kualitas dan keaslian motif dalam setiap karya ecoprint yang dihasilkan.
Perkembangan pasar ecoprint sendiri menurut Ibu Choirriyah cukup baik.
Pada tahun 2023-2024, produk RG Ecoprint mulai dikenal lebih luas, bahkan ada yang dibawa ke Amsterdam.
Penjualan produk RG Ecoprint sebagian besar masih melalui bazar, pameran, dan event-event khusus.
"Alhamdulillah, ada produk yang sudah sampai ke Amsterdam. Kami lebih banyak menjual lewat bazar dan pameran, dan ada juga yang lewat online meski masih terbatas," ujar Ibu Choirriyah dengan senyuman.
Selain berfokus pada produk ecoprint, Ibu Choirriyah juga aktif mengadakan pelatihan untuk mengenalkan ecoprint kepada masyarakat.
Ia sudah beberapa kali diundang sebagai narasumber di berbagai acara, baik di sekolah-sekolah maupun di acara PKK.
"Sudah sering jadi narasumber di sekolah-sekolah dan acara PKK. Baru-baru ini, anak-anak minta saya mengadakan pelatihan di rumah, jadi saya buka pelatihan di rumah," kata Ibu Choirriyah.
Hal ini menunjukkan bahwa Ibu Choirriyah tidak hanya ingin mengembangkan bisnisnya, tetapi juga berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada orang lain.
Baca tanpa iklan