Hingga saat ini Syarifah masih eksis dengan kerajinan tangan khas Melayunya.
Kini bakat menenun, menyulam dan membatik itu pun perlahan dia turunkan ke anak-anaknya.
"Saya memang dari dulu hobi menenun dan membatik, sejak masih gadis, sekitar tahun 90-an, waktu itu masih tinggal di Bangkinang," ujar Syarifah mengenang kembali awal mula dirinya mulai menggeluti dunia tenun dan batik ini.
Setelah menikah, Syarifah sempat pindah ke Dumai, ikut suami bertugas di sana.
Kemudian tahun 2006, Syarifah akhirnya menetap di Pekanbaru dan mulai mendirikan usaha kerajinan tangan khas melayu yang kemudian dia beri nama Candafa Tekat Tiga Dara.
"Nama ini saya ambil dari gabungan tiga anak saya, kebetulan anak kami semua perempuan," ujarnya
Usaha yang ia rintis bersama keluarga itu terus berkembang, dikenal luas oleh masyarakat.
Apalagi produknya memiliki ciri khas sendiri dengan nuansa melayu nya yang kental.
Tidak heran jika produknya banyak mendapatkan tempat dihati para pelanggannya.
Tidak hanya dari Riau, tapi juga dari luar Riau.
"Ada dari Medan, Jakarta, Kalimantan ada juga," kata ibu tiga anak ini.
Tidak hanya dari dalam negeri, produk kerajinan tangan Candafa Tekat Tiga Dara ternyata juga banyak dipesan konsumen dari luar negeri.
Khususnya dari negeri jiran, Malaysia.
Syarifah paham betul, kualitas adalah hal terpenting yang harus dijaga dalam setiap produk yang dihasilkan.
Ia bahkan tak segan memberikan garansi jika ada komplen dari konsumennya.