Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal UMKM

Tenun Lurik Pedan, Oleh-oleh yang Wajib Bawa Pulang saat Liburan ke Klaten, Jawa Tengah

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengrajin kain tenun lurik Pedan mengembangkan warisan budaya bangsa.

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan ke Klaten rasanya kurang lengkap jika belum bawa pulang oleh-oleh khas sana.

Ada banyak buah tangan yang bisa kamu bawa pulang setelah liburan dari Klaten, satu di antaranya yaitu Tenun Lurik Pedan.

Tenun lurik Pedan merupakan salah satu kerajinan tradisional yang berasal dari Desa Pedan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Baca juga: Gurihnya Gethuk Nyimut Khas Lereng Muria, Cocok Buat Oleh-oleh saat Libur Tahun Baru 2025

Kain tenun lurik ini terkenal dengan keindahan motif dan keunikannya. 

"Lurik" sendiri merujuk pada pola garis atau motif yang biasanya terdiri dari garis-garis vertikal atau horizontal dengan warna yang kontras, yang menciptakan kesan sederhana namun elegan.

Untuk membuat kain tenun ini dibutuhkan teknik dan alat khusus, yakni alat tenun gedogan.

Alat tenun yang terbuat dari kayu dan bambu tersebut harus dioperasikan secara manual untuk menghasikan kain tenun yang istimewa.

Lurik Pedan Mewariskan Warisan Budaya dengan Mengedepankan Keberlanjutan. (Tribunshopping.com)

Baca juga: 5 Hotel Murah di Klaten, Jawa Tengah Buat Liburan Akhir Tahun, Tarif Inap Mulai Rp 40 Ribuan

Apalagi jika berada di tangan pengrajin yang sudah mahir di bidangnya, seperti Hastayoga misalnya.

Hastayoga, atau yang akrab disapa Yoga (40), merupakan putra kedelapan dari Rachmad, seorang pionir yang mengembangkan usaha tenun lurik di Pedan sejak tahun 1960. 

"Pak Rachmad sudah memulai pabrik ini sejak tahun 1960, kemudian di tahun 2005, tongkat estafet kepemimpinan berpindah ke saya, yang hingga kini terus saya jalankan," jelas Yoga saat ditemui tim TribunNetwork (19/11/2024) lalu.

Sejak kecil, Yoga sudah terbiasa melihat alat tenun bukan mesin (ATBM) dan berinteraksi dengan para pengrajin.

Baca juga: Kisah Inspiratif Pasutri Penjaja Sompil di Klaten, Awalnya Berniat Lestarikan Kuliner Jawa

Hal ini membuatnya merasa tergerak untuk melanjutkan usaha yang telah dibangun dengan susah payah oleh orang tuanya.

"Awalnya hanya melihat-lihat saja, karena sering bertemu dengan alat tenun dan pengrajin, lama-lama terbiasa. Bisa karena sudah terbiasa hingga akhirnya dapat mengembangkan usaha ini sendiri," kata Yoga.

Baginya, usaha ini bukan sekadar bisnis, melainkan warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.

"Yang sepuh-sepuh sudah berjuang dari awal dan bertahan sampai sekarang, kita tinggal melanjutkan saja masa tidak bisa," imbuhnya. 

Baca juga: Suguhkan Kolam Renang Alami, Umbul Manten di Tulung, Klaten, Jawa Tengah Jadi Favorit Wisatawan

Pengrajin Lurik Pedan Menggunakan Teknik Tradisional dengan Nilai Internasional. (Tribunshopping.com )
Halaman
1234