Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Uniknya Air Panas Lawe Gurah dari Gunung Leuser Aceh, Jadi Spot Wisata Favorit Turis Asing

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi wisatawan yang berendam di sumber air panas.

Suhu udara rata-rata di kawasan ini adalah 21,1 derajat Celsius – 27,5 derajat celsius, sedangkan kelembaban nisbi 80 – 100 persen.

Musim hujan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti, dengan curah hujan rata-rata 2000 – 3200 mm per tahun.

Sungai Alas yang menjadi pembatas antara zona pemanfaatan Lawe Gurah dengan Stasiun Penelitian Ketambe sering dijadikan sebagai tempat rafting nasional karena merupakan arung jeram terbaik di Indonesia.

Jenis tanah pada kawasan hutan terdiri dari jenis tanah kompleks podsolik merah kuning, latosol, litosol dan kompleks podsolik coklat. Kawasan ini terletak di kaki bukit (zone ketiga).

Kondisi tutupan lahan di kawasan Gurah hampir semuanya ditutupi oleh hutan primer seluas 3.191,83 Ha atau sekitar 91,47 persen dari luasan zona pemanfaatan Lawe Gurah.

Hutan yang masih primer merupakan habitat yang ideal bagi berbagai macam keanekaragaman flora dan fauna.

Kawasan Gurah ditandai dengan tumbuhan duri. 

Rumpun duri ini bergelantungan di pohon lain, jumlahnya mencapai 8 persen dari keseluruhan spesies tumbuhan. 

Tumbuhan rambat lain adalah rotan (Spiny palms).

Baca juga: Plesiran ke Aceh Tengah, Jangan Lupa Bawa Pulang Oleh-oleh Depik Tangkap yang Legendaris

Banyak rotan kuat dan tebal di sini, terkadang mencapai 100 meter. 

Di samping flora, belantara Leuser kaya pula dengan fauna.

Sedikitnya terdapat 130 spesies mamalia menghuni hutan ini. 

Dan kebanyakan mamalia di Leuser adalah jenis kalong 15 spesies, kampret 13 spesies, dan tupai 17 spesies.

Ilustrasi orangutan. (Flickr/Adrian Greig)

Mamalia lainnya adalah Orangutan Sumatera (Pongo abelii). 

Orangutan ini merupakan binatang paling populer di Leuser dan dikenal sebagai mamalia terbesar di dunia.

Halaman
1234