Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Uniknya Air Panas Lawe Gurah dari Gunung Leuser Aceh, Jadi Spot Wisata Favorit Turis Asing

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi wisatawan yang berendam di sumber air panas.

Jarak tempuh menuju lokasi  pintu masuk kawasan lebih kurang 30 kilometer.

Di Lawe Gurah, keberadaan rafflesia sebagai bunga terbesar di dunia, orangutan Sumatera, kedih, pemandian air panas alami, dan air terjun serta hutan hujan tropis menjadi daya tarik wisata di Air Panas Lawe Gurah.

Apa saja yang ada di kawasan wisata Air Panas Lawe Gurah?

Air Panas Lawe Gurah sebagai kawasan wisata alam tidak lepas dari sejarahnya dimana keberadaan Gurah juga tidak terlepas dari Stasiun Penelitian Ketambe yang berada di seberang kawasan wisata Air Panas Lawe Gurah.

Di sekitar kawasan wisata Air Panas Lawe Gurah tersebut terdapat stasiun penelitian Ketambe yang telah terkenal sebagai stasiun penelitian hutan tropis sejak tahun 197-an sebagai hutan penelitian.

Selama 30 tahun lebih, silih berganti para ahli dunia menimba pengetahuan di hutan tropis ini.

Baca juga: Kala Temu: Tempat Wisata Favorit Anak Muda di Pegasing, Aceh Tengah, Aceh untuk Nongkrong

Ilustrasi pohon beringin (Pixabay/DebraJean)

Penelitian di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan peran Stasiun Penelitian Ketambe yang didirikan pada tahun 1971 oleh Herman D Rijksen (Suharto, 2006).

Pada awalnya tempat ini difungsikan untuk merehabilitasi orangutan sitaan dari penduduk, dalam rangka penegakan hukum dan konservasi alam.

Tempat ini dipilih karena kaya dengan tumbuhan pakan orangutan yaitu jenis beringin (Ficus sp.), durian (Durio sp.) dan banyak jenis yang lain.

Tempat ini merupakan semenanjung yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Ketambe dan Sungai Alas, terletak di dalam TNGL.

Pertimbangan lainnya ialah tempat ini jauh dari perkampungan penduduk dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat pada lintasan jalan Kutacane – Blangkejeren.

Pada awalnya pusat penelitian Ketambe seluas 1.5 km2 (Rijksen, 1978).

Kawasan Gurah termasuk tipe dataran tinggi dan pegunungan yang berbukit dan bergelombang.

Di samping itu terdapat topografi landai  di sekitar camping ground.

Baca juga: Pencinta Seafood Wajib Coba Lobster Bakar di Green Zone Seafood Resto Aceh, Bisa Buat Oleh-oleh

Kawasan Gurah memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang merupakan ciri khusus dari kawasan ini, memasuki kawasan Gurah, serasa menemui sebuah alam surga.

Halaman
1234