Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Roti Hamada

Roti Hamada Lembut untuk Oleh-oleh Khas Penukal Abab Lematang Ilir, Sumsel, Isiannya Gak Pelit

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi roti untuk oleh-oleh dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.

"Alhamdulillah, masih beguyur dan tetap dipertahankan. Meski di jaman sekarang tidak seperti dulu, ada penurunan Omzet sekitar 40 persen. Tapi alhamdulilah tetap menjadi sumber penghidupan keluarga sehari-harinya. Dan juga perjuangan ibu saya memulai usaha ini bersama keluarga, tentunya bukan hal yang muda hingga masih bisa bertahan sampai saat ini," kata Sobirin.

Sobirin juga tetap optimis dalam mengembangkan usaha keluarga nya yang telah dikelola sejak puluhan tahun lalu, meski harus bersaing dengan usaha roti di era masa kini.

"Intinya rezeki sudah Tuhan atur, tinggal kita berusaha, dengan kekuatan yang ada, dengan nama yang sudah ada sejak lama, kita tetap optimis bertahan di era masa kini,"ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, salah satu alasan usaha toko roti yang dikelola ibu nya bertahan hingga kini, karena management pengelolaan sumber modalnya tidak bergantung pada pinjaman modal dari Bank.

"Sebenarnya saya juga tertarik untuk mengembangkan usaha dengan melakukan pinjaman modal. Namun saya tetap ingat pesan orang tua saya, meski secara bertahap, karena tidak memiliki hutang, sehingga usaha ini tetap berjalan dan konsisten berproduksi karena tidak terbebani harus memikirkan biaya cicilan perbulan," ujarnya.

Ia juga mengatakan saat ini toko Roti Hamada sudah memiliki sertifikat NIB dan sudah disertifikasi Halal meski dalam packaging masih tetap biasa saja, karena belum memiliki modal untuk membuat packaging yang lebih menarik.

Pemasaran toko Roti Hamada saat ini bergantung dari para pelanggan dan pesanan dari perusahaan dan pemerintah setempat.

Selain itu, untuk mengamankan bisnis ini, Sobirin juga memanfaatkan media sosial sebagai promosi toko Roti Hamada.

Harga roti yang dijual pun bervariasi dan sangat terjangkau, seperti roti tawar Hamada yang tetap diminati pelanggan hingga kini, dijual dengan harga Rp 20 ribu.

"Untuk harga bervariasi, dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Alhamdulillah untuk omzet bersihnya setelah dipotong untuk gaji karyawan, modal dan lain-lain nya, dalam sebulan kita bisa menghasilkan Rp 5 juta," tandasnya. 

(TribunSumsel/Apriansyah Iskandar) (TribunTravel/nurulintaniar)

Kumpulan artikel oleh-oleh

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Bertahan Sejak 1986, Toko Roti Hamada Jadi Legendaris di PALI, Tekstur Rotinya Halus dan Isian Royal