Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Roti Hamada

Roti Hamada Lembut untuk Oleh-oleh Khas Penukal Abab Lematang Ilir, Sumsel, Isiannya Gak Pelit

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi roti untuk oleh-oleh dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.

Dulu Fridar memulai usahanya cuma dirumah sekitar tahun 82 an dibantu oleh suami dan adik-adiknya. 

Namun ketika sudah banyak pelanggan dan kebenaran orang tuanya juga memasuki masa pensiun, ia bersama keluarganya kepikiran untuk membuka toko roti, karena dirumah sudah banyak antrian pelanggan.

"Orang tua saya bilang kepada bos nya untuk memakai tempat di salah satu bangunan perusahaan di jalan cemara dan diberi ijin oleh bos nya, maka dibukalah toko roti diberi nama Hamada tahun 1986 yang memiliki arti usaha bersama," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, usaha toko Roti Hamada miliknya terus berkembang, dan semakin banyak pelanggan yang datang ke toko Roti Hamada, baik itu dari karyawan perusahaan maupun masyarakat Talang Ubi.

Dalam pemasaran nya, Roti Hamada dulunya juga memasarkan produknya menggunakan mobil roti yang diedarkan sampai ke pelosok-pelosok desa.

Namun ketika usaha toko rotinya baru berjalan 5 tahun dan mulai berkembang pesat, suaminya Ali Bachrum pada tahun 1991 meninggal dunia, yang mana pada saat itu Putra semata wayangnya bernama Sobirin baru berusia 3 tahun.

Tentunya hal itu merupakan masa sulit Fridar dalam menjalankan usaha toko roti nya.

Namun berkat tekad nya untuk menghidupi keluarganya, dengan dibantu adik-adiknya dan orang tuanya, toko Roti Hamada akhirnya tetap bertahan hingga sampai saat ini.

Resep roti yang dibuat Fridar sejak dari jaman dulu hinggah kini tanpa menggunakan bahan pengawet.

Roti dan kue yang dihasilkan menyimpan keajaiban rasa dan tergolong legendaris.

"Sejak dulu resep nya kita pertahankan dan tidak berubah, kita juga tidak menggunakan bahan pengawet. Makanya roti kita cuma bertahan paling lama 6 hari, kalau dimsukin kulkas bisa 8 hari, karena tidak pakai pengawet,"ujarnya.

Saat ini Fridar menjalankan usaha toko rotinya dibantu oleh putra semata wayangnya bernama Sobirin dan istrinya.

Meski masih dibantu oleh Fridar, puteranya Sobirin yang merupakan seorang guru SMP diselah waktunya mengajar, bersama istrinya setiap harinya menjalankan usaha toko Roti Hamada.

Bagi Sobirin, toko Roti Hamada ini bukan hanya sekedar tempat untuk menjual roti, tapi juga merupakan bagian dari warisan keluarga yang tetap harus dipertahankan nya.

Tonton juga:

Halaman
1234