Kemudian, Haidin Sanjaya mengatakan hampir semua orang Tionghoa pasti bisa membuat Kue Bakul.
Namun, hanya keluangan waktu saja pada saat ini yang membuat orang-orang tidak membuat Kue Bakul. Melainkan, hanya tinggal membeli saja atau memesan saja.
Pesan hotel di Berastagi harga promo, klik di sini
Selanjutnya, Haidin juga menjelaskan untuk wadah masak Kue Bakul tidak lagi dengan rotan beralaskan daun pisang.
Hal ini karena, rotan sudah sangat langka ditemui serta mahal.
Maka dari itu memakai aluminium.
Pangsa Pasar Kue Bakul Merbau
Untuk pangsa pasar Kue Bakul Merbau sendiri, Haidin Sanjaya, menjelaskan hanya masyarakat Kota Medan.
Namun banyak juga dipesan dari luar daerah seperti Pekanbaru dan luar negeri.
“Ya kalau pangsa pasarnya untuk sekitar Kota Medan saja, Namun banyak juga yang pesan dari luar dareah seperti Pekanbaru. Bahkan, pesanan luar negeri juga ada. Itu kebanyakan dari negeri jiran yaitu Malaysia,” tuturnya.
Cari tiket pesawat Medan-Jakarta, klik di sini
Haidin juga menambahkan di tahun baru Imlek 2020 ini, Kue Bakul Merbau baru terjual 2.000 kotak untuk sekitar Medan dan Pekanbaru.
Menurut Haidin, pihaknya tidak ada target penjualan Kue Bakul dalam perayaan Imlek tahun ini, karena semua hanya tergantung pada pemesanan.
“Ya tak bisa kami targetkan, karena sesuai pesanan saja, maka buat Kue Bakul sesuai pesanan saja. Namun, kalau sampai saat ini baru terjual sampai 2.000 Kotak untuk Medan dan Pekanbaru,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Kue Bakul Merbau ada berbagai ukuran, dari ukuran 1/4 , 1/5 kg, 1 kg, bahkan sampai 2 kg.
Untuk harganya juga bervarian, dari harga Rp 45 ribuan sampai Rp 300 ribuan untuk harga satu kotak berisi satu lusin.
(cr22/Tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TRIBUN-MEDAN-WIKI: Kue Bakul Merbau nan Legendaris di Kota Medan, Sudah Ada Sejak 1970.
Baca tanpa iklan