Dengan tempat produksi yang lebih besar, beberapa tenaga karyawan, serta bantuan mesin-mesin produksi, Pie Susu Putri mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
Namun, kesuksesan ini tidak datang tanpa tantangan.
Saat pandemi Covid-19 melanda, Pie Susu Putri menghadapi masa-masa sulit.
Baca juga: Serunya Lari Pagi di Jogging Track Kertalangu, Denpasar Timur, Denpasar, Bali
“Waktu Covid, kita sangat terpuruk. Di mana pariwisata mati total, orang-orang takut keluar, jadi produksi tidak sebanding dengan pendapatan. Kita bahkan sempet terpaksa untuk melakukan PHK pegawai,” kata Dania Suputri.
Pandemi memang menjadi pukulan berat bagi banyak pelaku UMKM, termasuk Pie Susu Putri.
Namun, semangat untuk bertahan dan berinovasi tetap ada.
Setelah masa pandemi berlalu, Pie Susu Putri perlahan bangkit kembali.
Mereka memanfaatkan media sosial dan platform online seperti Instagram, Shopee, Tokopedia, dan lainnya untuk memperluas jangkauan pemasaran.
Ini menjadi langkah penting dalam mengembalikan kejayaan usaha mereka.
Tidak hanya bertahan, Pie Susu Putri juga terus berinovasi.
Baca juga: Bali Farm House: Daya Tarik, Harga Tiket Masuk, Lokasi, dan Jam Buka
Mereka menghadirkan berbagai varian rasa baru seperti keju, stroberi, blueberry, coklat & keju, kismis, dan almond.
Inovasi ini mendapatkan respon positif dari konsumen, memperkuat posisi Pie Susu Putri sebagai salah satu pilihan utama oleh-oleh khas Bali.
Bagi yang ingin mencicipi kelezatan Pie Susu Putri, harganya sangat terjangkau mulai dari Rp 20.000 per kotak (isi 10 pcs) untuk semua varian.
Untuk lokasinya, Pie Susu Putri berada di Batubulan, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
(Tribun-Bali.com/I Made Wira Adnyana Prasetya)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul UMKM Pie Susu Putri: Dari Usaha Rumahan Hingga Jadi Produk Terkenal di Gianyar Bali.