TRIBUNTRAVEL.COM - Kalau liburan ke Dieng, biasanya kamu bawa pulang oleh-oleh apa, traveler?
Selain tempe kemul dan kacang Dieng, ternyata ada satu lagi oleh-oleh khas Dieng, Wonosobo yang jadi favorit wisatawan.
Yap, namanya carica yang terbuat dari buah carica khas Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng - maskot Kota Wonosobo, Jawa Tengah.
Baca juga: Roti Kopi Aren Khas Takengon Aceh, Oleh-oleh Unik dari Bubuk Kopi Arabika
Memiliki daging buah yang tebal, carica dikemas praktis menjadi sebuah oleh-oleh berupa manisan.
Meski daging buahnya tebal, carica menghadirkan tekstur yang lembut dan sedikit renyah.
Jadi pas banget dinikmati saat dingin.
Kamu yang belum pernah nyobain carica, bisa nih sesekali membelinya saat liburan ke Dieng.
Baca juga: Asyiknya Berburu Oleh-oleh di Teras Malioboro Jogja, Dilengkapi Food Court Buat Kulineran
Tempat beli carica bisa kamu temukan di Rumah Produksi Exotic Carica.
Lokasinya berada di Jalan Dieng No. KM 24, Patakbanteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Namun, siapa sangka buah carica (dibaca karika) ini awalnya tak mau dilirik oleh petani di sekitar Dieng, kendati tanaman ini menjadi khas karena hanya tumbuh di kawasan ini.
Baca juga: Pie Susu Putri Jadi Oleh-oleh Khas Bali Paling Favorit, Harga Terjangkau Mulai Rp 20 Ribuan
Sri Endarwati, pemilik UD Alam Lestari yang memroduksi Exotic Carica merupakan satu di antara pelopor industri mikro dan menengah buah carica di wilayah Dieng.
Ada sejarah berliku saat membangun industri rumahan buah yang memiliki rasa unik antara nanas dan markisa.
"Awalnya itu saat suami saya menjabat Kepala Desa Dieng (Kecamatan Kejajar) pada tahun 2007-2013. Saat itu kan awal-awal munculnya gas elpiji. Nah, kami kepikiran kenapa nggak menanam pohon carica, hasilnya bisa untuk beli gas elpiji. Kami mengajak teman-teman kelompok tani di Kalilembu Dieng bekerja sama dengan Perhutani, karena lahan untuk pengembangan pohon carica ada di kawaan hutan Perhutani," papar Endar, kepada Tribunjogja.com.
Baca juga: Oleh-oleh Sehat dan Halal di Bali, Mie Kelor Gud dari Daun Kelor, Harga Mulai Rp 8 Ribuan
Selain itu, Endar bersama sejumlah aktifis lingkungan hidup juga mengedukasi masyarakat Desa Dieng agar bisa mengalihkan tanaman di luar kentang.
Ia mengakui, selama itu tanaman kentang menjadi dominasi utama lahan pertanian bagi petani Dieng