"Memang selama itu di dataran tinggi Dieng didominasi jenis tanaman kentang. Tanaman kentang kalau dari sisi lingkungan banyak merusak lahan. Karena itu, ada gerakan edukasi agar lahan-lahan di Dieng ini ditanami tanaman atau pohon yang produksi dan aman bagi kelestarian lingkungan dalam jangka panjang," tuturnya.
"Awalnya saya juga hanya menanam kentang, tapi setelah diberikan pengarahan mengenai potensi tanaman carica, akhirnya saya memilih carica sebagai tanaman utama," sambung Endar.
Endar mengaku saat itu yakin bahwa budidaya tanaman carica bisa menyejahterakan kehidupan petani.
"Saya yakin ini akan menjadi usaha yang bisa berkembang bagus. Soalnya, carica ini unik, rasanya seperti nanas bukan, mirip markisa juga tidak dan hanya ada di kawasan Dieng. Sekarang ini kan terbukti makin berkembang pesat menjadi oleh-oleh khas Dieng atau Wonosobo," lanjut Endar, saat ditemui di kios Exotic Carica 2 di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.
Baca juga: Berburu Roti Bluder Oleh-oleh Khas Bromo dari Kentang Merah, Unik Banget
Terbuka ajari cara bikin carica
Saat ini, ibu dua anak itu mulai menikmati perjuangannya dalam mengedukasi masyarakat petani dan ibu-ibu rumah tangga di Dieng agar beralih menanam dan mengolah buah carica.
"Saya sejak dulu, jika mau ada masyarakat yang ingin belajar cara membuat minuman carica ini, saya kasih tahu lengkap, semua resep tak kami tutup-tutupi, bagaimana proses awalnya sampai pengemasannya," ucapnya.
Perkembangan industri oleh-oleh khas carica di Dieng pun tumbuh pesat.
Ratusan industri carica kini bertebaran di kawasan Plateau Dieng ini.
Menjadi di antara pelopor perkembangan produsen minuman carica disikapi Sri Endar biasa saja.
Perempuan paruh baya yang sempat mengenyam pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini hanya berkomitmen menjaga cita rasa produk carica bermerk Exotic.
"Saya hanya ingin menjaga kualitas produk. Sebab, dengan menjaga kualitas citra rasa ini sekaligus menjaga kualitas produk khas Dieng. Mudah-mudahan ini bisa diikuti semua produsen, saya berharap begitu, bisa menjaga kualitas rasa. Tak hanya pada proses pembutannya, tapi juga penempatan di toko misalnya. Karena kemasan plastik, jika terkena panas matahari kan akan mengubah rasa," jelasnya.
Ia pun memasarkan produk caricanya hanya di dua gerai toko yang dimilikinya, yakni berada di Dusun Patakbanteng Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Wonosobo.
"Tidak saya ndak menitipkan produk kami di tempat lain. Pun di Kota Wonosobo atau kota kota lain. Untuk yang pesen dari kota lain, bisa via online akan kami kirim. Ini tak lain agar, orang datang berwisata ke Dieng langsung ke toko kami. Tak hanya beli, pengunjung atau pembeli bisa lihat langsung proses produksi Exotic Carica," ujarnya.
Sekadar diketahui, Sri Endar mampu memproduksi Exotic Carica sebanyak 4 sampai 6 kuintal buah carica setiap hari untuk kebutuhan 2 gerai tokonya.